Minggu, 31 Mei 2015

ADAB MENUJU MASJID



ADAB MENUJU MASJID



Bagi seorang muslim yang senantiasa melaksanakan shalat wajib lima waktu di masjid sangat penting baginya untuk mengetahui beberapa adab menuju masjid. Pada tulisan kali ini akan disampaikan secara singkat beberapa adab menuju masjid. Semoga bermanfaat.

1. Berwudhu di rumah dan menyempurnakan wudhu.
2. Menjauhi hal-hal yang menimbulkan aroma yang tidak sedap.
3. Mengenakan pakaian bersih dan rapi serta minyak wangi.
4. Bersegera menuju masjid.
5. Keluar dari rumah dengan membaca doa keluar rumah.
6. Keluar menuju masjid dengan membaca doa menuju masjid.
7. Meniatkan keluar masjid untuk mengerjakan shalat.
8. Tidak menggabungkan (menjalin) jari-jemarinya ketika menuju masjid dan ketika di dalam masjid.
9. Berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
10. Memanfaatkan waktu berjalan menuju masjid dengan kalimat thayyibah (berzikir, murojaah al-Qur’an, dll).
11. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid dan kaki kiri ketika keluar masjid.
12. Membaca doa ketika masuk masjid dan doa ketika keluar masjid.
13. Mengerjakan shalat tahiyyatul masjid.
14. Berusaha untuk mendapatkan shaf pertama.
15. Sambil menunggu shalat memanfaatkan waktu yang ada dengan berzikir, membaca al-Qur’an atau berdoa.
16. Meniatkan untuk menunggu shalat.
17. Tidak mengganggu orang lain.
18. Mengerjakan shalat bersama imam.

Semoga Allah ‘azza wa jalla memberikan kemudahan kepada kaum laki-laki umat ini untuk senantiasa melaksanakan shalat lima waktu di masjid dan semoga mereka diberikan istiqomah dalam menjalankannya. Aamiin.

[al-Masaajid, Sa’id al-Qahthani, dll]



Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA

BERKENALAN DENGAN NAMA KITAB DAN PENULISNYA



BERKENALAN DENGAN NAMA KITAB DAN PENULISNYA



Pada tulisan kali ini kita akan berkenalan dengan beberapa nama kitab dan penulisnya. Seperti biasa, tulisan kami sajikan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan kami dahulukan, setelah itu kami sertakan jawabannya. Semoga bermanfaat.


PERTANYAAN

● 1. Sebutkan empat kitab hadis yang didahului dengan kata “Shahih ….” yang masyhur disandarkan kepada penulisnya!
● 2. Sebutkan dua kitab karya Imam an-Nawawi rahimahullah yang sangat masyhur di tengah kaum muslimin dunia!
● 3. Imam Malik bin Anas rahimahullah menulis sebuah buku yang mendapatkan pujian luar biasa dari Imam asy-Syafi’i. Apakah nama kitab tersebut?
● 4. Kitab Syarah Shahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar al-‘Asqolani rahimahullah ini sangat masyhur di tengah kaum muslimin.
● 5. Ibnu Hajar al-‘Asqolani rahimahullah mengumpulkan hadis-hadis hukum dalam sebuah buku yang beliau tulis untuk anaknya. Kitab ini sangat masyhur di Indonesia. Apa namanya?
● 6. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah memiliki kitab hadis yang berjumlah 50 jilid. Kitab tersebut adalah?
● 7. Siapakah penulis kitab al-Umm dalam bidang fikih?
● 8. Kitab Tafsir Ibnu Katsir yang merupakan karya Ibnu Katsir memiliki judul asli?
● 9. Siapakah pengarang kitab sejarah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berjudul ar-Rahiqul-Makhtum? Berasal dari manakah beliau?
● 10. Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah dan dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memiliki kitab tipis seputar akidah yang sangat penting bagi kita. Sebutkan dua nama kitab tersebut?


JAWABAN

○ 1. Empat kitab shahih tersebut: Sahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Ibnu Hibban dan Shahih Ibnu Khuzaimah.
○ 2. Kedua kitab tersebut Riyadhush Shalihin dan al-Arba’in.
○ 3. Al-Muwattho’.
○ 4. Fathul-Bari.
○ 5. Bulughul Maram.
○ 6. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal.
○ 7. Muhammad bin Idris asy-Syafi’i atau Imam asy-Syafi’i.
○ 8. Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.
○ 9. Shafiyyur-Rahman al-Mubarokfuri. Beliau berasal dari India.
○ 10. al-Aqidah ath-Thahawiyyah karya Abu Ja’far dan al-Aqidah al-Wasithiyyah karya Syaikhul Islam.

Semoga kita semua dimudahkan untuk menelaah dan mendalami beberapa kitab tersebut dan kitab-kitab padat ilmu lainnya. Aamiin.  



Bagian Indoensia
🏠 ICC DAMMAM KSA

WASIAT BAGI PENUTUT ILMU



WASIAT BAGI PENUTUT ILMU



Bagi para penuntut ilmu hendaknya ia memperhatikan beberapa wasiat penting berikut ini. Semoga bermanfaat.

1. Ikhlas dan tulus dalam menuntut ilmu. Bantu hal tersebut dengan terus memohon kepada Allah agar diberikan keikhlasan dalam menuntut ilmu.
2. Terus mengokohkan dan menguatkan ilmu.
Di antara caranya dengan:
     ○ - Terus meluruskan dan memperbaiki niat
     ○ - Murojaah (terus-menerus mengulangi pelajaran)
     ○ - Berdiskusi pelajaran bersama teman-teman
     ○ - Mengamalkan ilmu yang didapat.
3. Istiqomah dalam beribadah kepada Allah ta’ala.
4. Memohon pertolongan hanya kepada Allah.
5. Terus-menerus menimba ilmu dari para ulama.
6. Terus menelaah kitab.
7. Perhatian dengan hafalan dan pemahaman.
8. Menuntut ilmu secara bertahap.
9. Mengamalkan ilmu yang telah didapat.
10. Membagi waktu untuk menuntut ilmu dengan baik.
11. Menyampaikan ilmu yang telah didapat (berdakwah).
12. Berhati-hati dari dorongan hawa nafsu.
13. Berhati-hati dari fitnah perhiasan dunia.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kemudahan kepada kita untuk selalu menuntut ilmu dan mengamalkannya. Aamiin.

[Dzakhaa-ir fi Suthuur, Abdul Aziz ath-Tharifi]



Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA

KIAT BERLEPAS DIRI DARI UJUB



KIAT BERLEPAS DIRI DARI UJUB



Ujub merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan kita darinya. Beliau bersabda:

لَوْ لَـمْ تُذْنِبُوْا لَخَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ، الْعُجْبُ

Sekiranya kalian tidak berbuat dosa, sungguh aku lebih mengkhawatirkan sesuatu yang lebih besar hal itu, yakni ujub. (Hadis hasan riwayat al-Baihaqi)

Berikut beberapa cara untuk menghindari ujub terhadap diri. Semoga bermanfaat.

PERTAMA: Hendaknya seorang mengetahui dan meyakini bahwa ujub adalah penyakit yang begitu berbahaya, ia dapat merusak agama seorang hamba dan menghapus amalannya. Bila demikian, hendaknya ia selalu berhati-hati darinya.

KEDUA: Mengetahui keadaan jiwa dan diri sendiri, dan bahwa jiwa ini di antara sifatnya terus menyuruh untuk berbuat keburukan. Maka itu apa saja kebaikan yang ada pada diri hendaknya semua itu disandarkan dan dikembalikan kepada Allah ta’ala, semuanya karena keutamaan dan karunia dari-Nya, bukan karena diri sendiri.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَشَاءُ.

Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian, niscaya tidak seorangpun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. an-Nur: 21)

KETIGA: Memperhatikan sejarah dan perjalanan hidup orang-orang saleh dahulu, bagaimana mereka dahulu begitu semangat dalam beribadah namun mereka terus diliputi rasa takut dan khawatir akan dihapusnya amalan-amalan mereka. Sementara kita bila dibanding mereka ibarat sebutir pasir di lereng gunung yang begitu tinggi. Maka itu hendaknya kita meneladani kehidupan mulia mereka. Meski sudah beramal, hendaknya kita tidak cepas puas atau tertipu dengan amalan itu. Terus dan teruslah beramal saleh seraya mengharap ridho-Nya.

KEEMPAT: Mengetahui bahwa ujub merupakan sifat buruk Iblis. Ia tidak masuk sujud kepada Adam 'alaihis salam karena ujub terhadap diri sendiri. Maka itu siapa yang tersifati dengan sifat buruk ini, ia menyerupai makhluk terkutuk tersebut.

KELIMA: Senantiasa mengingat dosa-dosa yang kita pernah lakukan dan teruslah diikuti dengan istighfar dan taubat kepada-Nya, dan hendaknya kita khawatir dosa tersebut menjadi sebab kebinasaan bagi kita.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menghindarkan diri kita dari sifat buruk ini. Aamiin.

[sumber: http://fatwa.islamweb.net]



Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA

JIKA AKU PUNYA HARTA



JIKA AKU PUNYA HARTA



Terkadang seorang dari kita berandai-andai, “Jika aku punya harta, maka aku akan … “. Sebelum melanjutkan, mari kita simak hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini.

Beliau bersabda:

إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ: عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِيْ فِيْهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ. وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ، يَقُوْلُ: لَوْ أَنَّ لِيْ مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ، فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ. وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِيْ مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ، لَا يَتَّقِيْ فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ، وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ. وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُوْلُ: لَوْ أَنَّ لِيْ مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ، فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ.

Dunia ini hanya milik empat golongan manusia: (Pertama) hamba yang Allah berikan rezeki kepadanya berupa harta dan ilmu, dengannya ia bertakwa kepada Rabb-nya, menyambung silaturahmi dan mengetahui hak Allah yang ada padanya. Ini kedudukan yang paling utama. (Kedua) hamba yang Allah berikan rezeki berupa ilmu dan tidak diberikan harta, namun ia tulus niatnya. Ia berkata: sekiranya aku punya harta, niscaya aku akan melakukan seperti yang dilakukan fulan (pertama), maka ia mendapatkan apa yang diniatkan, pahala kedua orang tersebut sama. (Ketiga) hamba yang Allah berikan rezeki berupa harta dan tidak diberikan ilmu, ia membelanjakan harta tanpa ilmu, ia tidak bertakwa kepada Rabb-nya pada harta itu, tidak menyambung silaturahmi dan tidak mengetahui hak Allah padanya. Ini kedudukan yang paling buruk. (Keempat) hamba yang Allah tidak berikan rezeki berupa harta atau ilmu, ia berkata: sekiranya aku memiliki harta, niscaya aku akan mengerjakan apa yang dilakukan fulan (ketiga), maka ia mendapatkan apa yang diniatkan, dosa kedua orang tersebut sama. (Hadis sahih riwayat at-Tirmidzi)

Oleh karena itu ….
Jika engkau punya harta, niatkanlah melakukan hal yang bermanfaat bagi agama sebagaimana yang dilakukan fulan ini.

Sekiranya engkau punya harta, niatkanlah melakukan hal yang bermanfaat bagi umat seperti yang dikerjakan fulan itu.

Silakan berandai-andai, namun berandai-andailah yang bermanfaat, dan tuluskanlah niat padanya, yakni jika Allah benar-benar memberikan harta kepada anda, anda akan benar-benar mengerjakan apa yang diniatkan tersebut. Dengan niat tersebut, semoga Allah memberikan pahala yang sama seperti yang dikerjakan oleh fulan ini atau fulan itu.

Semoga Allah memberkahi umur, keluarga dan harta anda. Aamiin.



Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA