SEKERAT DAGING
Sungguh malang sekerat daging ini, keselamatan begitu jauh darinya. Ia tak kenal Pencipta-nya, apalagi beribadah kepada-Nya? Ia pun tak mencintai-Nya. Ia lebih memilih tenggelam dalam nafsu syahwat, meski Pencipta-nya murka dan membencinya. Bila ingin mendapatkan ambisinya, ia tidak peduli apakah Dia ridha atau membencinya.
Ibadah ia tujukan kepada selain-Nya; rasa cinta, takut, harap, ridha, berserah diri dan lain-lainya. Jika mencintai, maka cinta itu berdasar kepada hawa nafsunya. Bila membenci, maka kebencian itu pun dilandasi dengan syahwatnya. Jika memberi atau mencegah, maka itu pun sesuai dengan nafsunya itu. Hawa nafsu menjadi pemimpinnya, syahwat menjadi panglimanya, kebodohan menjadi kemudinya dan kelalaian menjadi tunggangannya.
Bila ia diseru untuk tunduk dan patuh kepada Pencipta-nya, ia abaikan seruan itu. Ia lebih memilih mengikuti setan pembangkang. Perhiasan dunia ini menjadi barometer baginya untuk ridha atau benci. Hawa nafsu membuatnya bisu dan buta. Maka itu hati-hatilah! Berkumpul dengan sekerat daging ini merupakan penyakit, bergaul dengannya adalah racun, duduk-duduk bersamanya merupakan kebinasaan.
Sungguh merana sekerat daging ini, ketika setan menyerunya untuk mengikuti orang-orang kafir, ia langsung menyambutnya. Ketika setan mengajak dirinya untuk menuangkan kasih sayang dan cinta bukan pada tempatnya, ia pun langsung bersegera mengikutinya. Tatkala setan memintanya untuk duduk berdua, memandang, meraba, mengecup atau bahkan berzina dengan kekasih yang belum halal baginya, ia pun dengan gembira menurutinya. Ketika setan menariknya untuk terus mengikuti langkah-langkahnya, maka ia terus saja mengikuti langkah-langkah itu, hingga semakin sulit dan berat baginya untuk keluar dari jalur setan itu.
Semua itu dapat kita perhatikan bersama pada bulan ini, di bulan februari, tepatnya pada tanggal 14-nya. Sungguh malang sekerat daging yang demikian ini sifatnya. Ia lalai dari Pemilik-nya, namun begitu peduli dengan kenikmatan semu dunia.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ.
Ketahuilah! Sesungguhnya di jasad ini adalah sekerat daging. Apabila ia baik, maka seluruh jasad ini akan baik pula. Apabila ia rusak, maka seluruh jasad ini akan rusak pula. Ketahuilah! ia adalah hati. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ.
Di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. (QS. asy-Syu’aro’: 88-89)
Ya Allah, berikanlah kemudahan bagi kami untuk menjaga hati, jadikanlah ia senantiasa istiqomah di atas jalan-Mu, dan bimbinglah ia agar menjadi hati yang selamat hingga ajal datang menjemputnya. Aamiin.
✅ Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
==================
[ 19/04/1436 H ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar