Rabu, 25 Februari 2015

MENGUSIR RIYA’

MENGUSIR RIYA’

 

Imam Abu Hamid al-Ghazzali rahimahullah menyebutkan bahwa seseorang tidak akan bisa terlepas dari riya’ kecuali dengan usaha keras dan perjuangan untuk menaklukkan kuatnya nafsu syahwat. Hal itu bisa digapai dengan dua hal:

☆ PERTAMA: Mencabut akar riya’ dan memotong dari dasarnya, yaitu menyukai nikmatnya pujian, menjauh dari rasa sakit celaan dan tidak tamak terhadap apa yang ada pada manusia. Kesemua ini masuk dalam kategori Cinta Kedudukan. Dengan kata lain, menjauhkan diri dari sifat Suka Dipuji dan Cinta Kedudukan.

☆ KEDUA: Menyingsingkan lengan baju untuk menolak bisikan riya’ yang datang menyapa dengan segala sebab-sebabnya. Dalam hal ini ada tiga sebab:
○ (1). Tahu orang lain melihatnya dan berharap mereka benar-benar melihatnya,
○ (2). Bergetarnya keinginan hati untuk dipuji mereka, dan
○ (3). Mendapatkan kedudukan di sisi mereka.
Dengan kata lain, menjauhkan diri dari Segala Sebab Yang Mendatangkan Riya’.

Selain dua cara yang ditawarkan Abu Hamid al-Ghazzali rahimahullah di atas, ulama yang lain menjelaskan cara lainnya, yakni membiasakan diri menyembunyikan berbagai macam ibadah, sehingga hati ini benar-benar puas dengan wajah Allah ta’ala dan tidak mencari wajah-wajah selain Allah. Meskipun pada mulanya terkadang ia merasa kesulitan namun selanjutnya insya Allah ia akan merasa ringan ketika melakukannya dengan pertolongan dan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Semoga kita dimudahkan untuk menjauhkan riya’ dari segala macam ibadah yang kita lakukan. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

LIMA MACAM RIYA’

LIMA MACAM RIYA’

 

Di antara penyakit hati yang sangat buruk dan berbahaya bagi diri serta dapat menghapuskan amalan adalah riya. Riya merupakan doa besar yang sampai kepada derajat kesyirikan.

Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah mengatakan:

الرِّيَاءُ إِظْهَارُ الْعِبَادَةِ لِقَصْدِ رُؤْيَةِ النَّاسِ لَهَا فَيَحْمَدُوْا صَاحِبَهَا.

Riya’ artinya menampakkan ibadah dengan tujuan agar orang lain melihatnya sehingga mereka memuji orang yang beribadah tersebut.

Abu Hamid al-Ghozzali rahimahullah menyebutkan lima macam riya’. Begitu mengerikan, karena tidak mudah bisa selamat darinya. Kita memohon kepada Allah agar dihindarkan dari riya’ dengan berbagai macamnya.

○ PERTAMA: Riya’ Dengan Anggota Badan

Seperti sengaja menampakkan kekurusan badan dan muka pucat agar dikira dia begitu bersemangat dalam beribadah, begitu besar perhatiannya terhadap perkara agama dan sangat takut kepada akhirat.

○ KEDUA: Riya’ Dengan Pakaian

Seperti sengaja membiarkan rambut acak-acakan, membuat-buat bekas sujud di dahi, mengenakan pakaian tebal/berbahan kasar, tidak membersihkan baju dan membiarkannya rusak atau berlubang, semua itu ia lakukan untuk menunjukkan bahwa dirinya mengamalkan agama.

○ KETIGA: Riya’ Dengan Ucapan

Hal ini terjadi pada diri orang-orang yang suka memberi nasihat, peringatan, menyampaikan hikmah, riwayat dan atsar, ketika disampaikan dengan niat untuk menampakkan derasnya ilmu yang ia miliki. Bisa juga dengan menyibukkan diri dengan berzikir, amar makruf dan nahi mungkar di hadapan manusia (dengan niat agar dilihat orang lain).

○ KEEMPAT: Riya’ Dengan Amalan

Seperti riya’-nya orang yang shalat dengan memanjangkan berdiri, rukuk, sujud dan lain-lain (dengan niat dipuji orang lain).

○ KELIMA: Riya’ Dengan Tamu

Seperti meminta kepada seorang ustad atau ulama untuk berkunjung ke rumahnya, agar dikatakan bahwa Syaikh fulan mengunjunginya, supaya dikatakan dia banyak memiliki guru.

Ya Allah, mudahkanlah kami untuk senantiasa ikhlas dalam beramal dan jauhkanlah kami dari penyakit riya’. Allahumma aamiin.

[Mausuah Nadhroh an-Na’im, Vol. 10, hal. 4553]

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

Senin, 23 Februari 2015

SHALAT SUNNAH SEPULANG SAFAR

SHALAT SUNNAH SEPULANG SAFAR

Ada beberapa hadis yang menerangkan tentang disyariatkannya mengerjakan shalat dua rakaat di masjid sepulang dari safar. Berikut di antaranya:

■ TEKS HADIS

◆ Hadis Pertama

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ، فَأَبْطَأَ بِي جَمَلِي وَأَعْيَا، ثُمَّ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلِي، وَقَدِمْتُ بِالْغَدَاةِ فَجِئْتُ الْمَسْجِدَ فَوَجَدْتُهُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ. قَالَ: الآنَ حِينَ قَدِمْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَدَعْ جَمَلَكَ وَادْخُلْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ. قَالَ: فَدَخَلْتُ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ رَجَعْتُ

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu peperangan. Namun tiba-tiba untaku berjalan melambat dan kondisinya kian melemah. Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sudah sampai dahulu sebelumku, sedang aku baru sampai pada pagi hari, kemudian aku pergi ke masjid dan aku mendapati beliau berada di depan pintu masjid. Beliau berkata: "Apakah engkau baru tiba?" Benar, jawabku. "Tinggalkan untamu, masuklah (ke masjid) dan kerjakan shalat dua rakaat," lanjut beliau. Lalu aku pun masuk (masjid) dan mengerjakan shalat kemudian pulang. (HR. al-Bukhari No. 2097, Muslim No. 715)

◆ Hadis Kedua

Pada riwayat yang lain Jabir radhiyallahu 'anhu menuturkan: "Aku menjual unta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di tengah perjalanan, dan tatkala kami sampai ke kota Madinah beliau berkata:

اِئْتِ الْمَسْجِدَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ

Pergilah ke masjid kemudian shalatlah dua rakaat." (HR. al-Bukhari No. 2604)

◆ Hadis Ketiga

Ka’ab bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: ”Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu, apabila baru tiba dari safar beliau masuk ke masjid kemudian mengerjakan shalat dua rakaat di dalamnya." (HR. al-Bukhari)

■ SUNNAH YANG TERLUPAKAN

Tiga hadis tersebut -juga beberapa hadis lain yang senada dengannya- menjelaskan kepada kita akan dianjurkannya shalat dua rakaat di masjid ketika seseorang baru tiba dari safar sebelum ia masuk ke rumahnya. Ini adalah sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebuah sunah yang banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin. Padahal Imam al-Bukhari rahimahullah dengan jelas telah memberi sebuah bab dalam kitab Shahih-nya, Bab: ash-Shalah Idza Qadima min Safar, artinya Bab: Melaksanakan Shalat Apabila Baru Tiba Dari Safar.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: "Beberapa hadis tersebut mengandung anjuran untuk shalat dua rakaat di masjid bagi siapa saja yang baru datang dari safar. Maksud shalat ini adalah karena baru datang dari safar, bukannya salat tahiyatul masjid." (Syarh Shahih Muslim, jilid 5, hal. 228 & 229)

Pada saat menyebutkan faedah hadis Ka'ab bin Malik radhiyallahu 'anhu Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Di antara faedahnya adalah, disunahkan bagi orang yang baru datang dari safar untuk masuk ke kampungnya dalam keadaan suci (berwudhu), dan hendaknya ia menuju rumah Allah (masjid) sebelum pulang ke rumah, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat di dalamnya, kemudian ia duduk (sejenak) bersama orang-orang, baru setelah itu ia kembali ke rumahnya." (Zad al-Ma'ad, jilid 3, hal. 575)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: "Apabila seseorang datang ke negerinya, disunahkan baginya untuk masuk masjid lalu mengerjakan shalat dua rakaat sebelum ia masuk ke rumah. Sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu mengerjakan shalat tersebut dan memerintahkan (sahabat untuk mengerjakannya) sebagaimana yang ada pada kisah Jabir radhiyallahu 'anhu." (al-Washiyyah, Haifa' ar-Rasyid, hal. 131)

■ PETIKAN FAEDAH

◇ 1) Banyak sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang hampir terlupakan, di antaranya adalah shalat sunah dua rakaat sepulang safar.
◇ 2) Disyariatkan bagi siapa saja yang baru datang dari safar untuk mengerjakan shalat dua rakaat di masjid sebelum ia masuk rumah.
◇ 3) Hukum shalat dua rakaat ini adalah sunah atau bersifat anjuran.
◇ 4) Shalat tersebut bukanlah salat tahiyyatul masjid, akan tetapi shalat sunah ketika datang dari safar.
◇ 5) Shalat sunah ini tidak khusus bagi orang yang baru pulang haji dari Mekah, akan tetapi bersifat umum, baik safar dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan semoga kita dimudahkan untuk menerapkannya. Aamiin.

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

MEREKA PUN MENANGIS

MEREKA PUN MENANGIS

 

Anas bin Malik radhiyallahu anhu bercerita: "Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata kepada Umar radhiyallahu anhu sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bawalah kami ke kediaman Ummu Aiman, kita akan mengunjunginya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu juga mengunjunginya."

Sesampainya di sana, ternyata Ummu Aiman sedang menangis. Abu Bakar dan Umar bertanya: "Apa yang membuatmu menangis? Segala yang ada di sisi Allah tentu lebih baik bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

Ia menjawab: "Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi aku menangis karena wahyu dari langit telah terhenti."

Ternyata ucapannya itu menggugah hati mereka berdua dan akhirnya merekapun larut dalam isak tangis bersamanya." (HR. Muslim No. 2454)

Berkenaan dengan ini Syaikh Husain bin Audah al-'Awaisyah hafizhahullah berkata:

يَا  أُمَّ  أَيْمَـنَ قَـدْ بَكَيْـتِ وَ إِنَّـنَا نَلْـهُوْ وَ نَمْجُنُ دُوْنَ  مَعْرِفَةِ الأَدَبِ
لَمْ تُبْصِرِيْ وَضْعَ الْحَدِيْثِ وَلاَ الْكَذِبِ لَمْ  تُبْصِرِيْ بَعْضَ المَعَازِفِ وَ الطَّرَبِ
لَمْ تَشْهَدِيْ شُرْبَ الْخُـمُوْرِ أَوِالزِّنـَا لَمْ  تَلْحَظِيْ مَا قَدْ  أَتَانَا مِنْ عَطَـبِ
لَمْ تَلْحَظِيْ بِـدَعَ الضَّلاَلَةِ وَ الهَـوَى لَوْلاَ مَـمَاتُكِ  قَدْ رَأَيْتِ بِنَا العَجَبِ
لَمْ تَعْلَمِيْ فِعْـلَ الْعَـدُوِّ وَصُـحْبَهُمْ هَا نَحْنُ  نَجْثُوْ لِلْيَهُوْدِ  عَلَى  الرُّكَبِ
وَا حَـرَّ قَلْبِيْ مِنْ تَمـَزُّقِ جَـمْـعِنَا أَضْحَتْ أُمُوْرُكِ  أُمَّتِيْ  مِثْلَ اللُّعَـبِ
تَاللَّـهِ مَا عَـرَفَ البُـكَاءُ صِـرَاطَنَا وَ مَعَ التَّبَـاكِيْ لاَ وَشَائِجُ  أَوْ نَسَبِ

~ Wahai Ummu Aiman! engkau menangis, sementara kita
~ Terus berbuat sia-sia tanpa rasa malu dan kenal etika
~ Engkau belum pernah melihat hadis palsu atau dusta
~ Juga belum menyaksikan alat-alat musik dan dansa
~ Belum pula engkau melihat minuman arak atau zina
~ Serta aneka ragam musibah yang terus menimpa kita
~ Engkau belum melihat bid'ah-bid'ah sesat dan hawa
~ Andai belum mati, pasti kau lihat hal aneh pada kita
~ Engkau belum mengetahui ulah musuh dan sekutunya
~ Beginilah! kami bertekuk lutut tuk Yahudi dengan hina
~ Alangkah panasnya hatiku ini sebab perpecahan kita
~ Segala urusan umatmu ini menjadi seperti mainan boneka
~ Demi Allah, sekarang (berbeda), kita tidak bisa menangis lagi
~ Meski sekedar berpura-pura menangisi saudara senasab (yang mati) 

Semoga Allah ta'ala memberikan kemudahan kepada kita untuk menangis tulus karenaNya. Aamiin.

[Mushiibah Maut an-Nabi, Husain al-‘Awaisyah]

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

KISAH NYATA ORANG SOK TAHU

KISAH NYATA ORANG SOK TAHU

Bila melihat realita zaman sekarang, banyak sekali kita dapati orang-orang yang sok pintar dan sok tahu. Sekiranya kita berusaha mengumpulkannya, maka akan dapat tersusun dalam beberapa jilid kitab tebal. Sekiranya fenomena sok tahu tersebut dalam urusan dunia, maka masih ringan. Namun, yang sangat disayangkan dan begitu menyedihkan, ternyata fenomena nyata tersebut banyak terjadi dalam urusan agama. Hanya kepada Allah kita banyak-banyak beristighfar.

Yang akan diketengahkan di sini adalah beberapa kisah sok tahu dari orang-orang terdahulu –lalu bagaimana di zaman sekarang?!!- yang tercatat di dalam kitab-kitab para ulama. Semoga kita dimudahkan untuk mengambil pelajaran darinya. 

★ Kisah Pertama: Mufti Khunfusyar

Dahulu ada seorang mufti yang memberi fatwa kepada setiap orang yang bertanya kepadanya. Orang-orang yang sezaman dengannya memperhatikan fenomena itu, hingga akhirnya mereka sepakat untuk mengujinya dengan membuat kata baru yang tidak ada asal-usulnya, yakni “KHUNFUSYAR” lalu mereka bertanya kepada fulan ini tentang maknanya. Ternyata, ia langsung menjawabnya: "(Khunfusyar) adalah tumbuhan berbau harum yang tumbuh di tepi-tepi kota Yaman, bila unta memakannya niscaya air susunya menjadi lebih kental. Seorang pujangga dari Yaman berkata:

~ Sungguh, kecintaan mereka telah mengikat hatiku
~ Sebagaimana khunfusyar yang mengentalkan air susu

Dawud al-Anthoki berkata di dalam kitab at-Tadzkiroh demikian dan demikian, fulan ini dan fulan itu berkata demikian, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda ....  ."

Sampai di sini (sebelum membuat hadis Nabi) orang-orang yang bertanya itu menyuruh Mufti Khunfusyar ini berhenti. Mereka berkata: “Engkau telah berdusta atas nama fulan ini dan itu! Jangan sampai engkau berdusta atas nabi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam!”

★ Kisah kedua: Salat Maghrib bisa Diqoshor?

Adalah Syams bin ‘Atho’ ar-Razi, salah seorang yang dekat dengan Timur Lang, mengaku banyak memiliki hafalan, sehingga orang-orang merasa takjub dengannya. Singkat cerita disepakatilah sebuah majelis untuk mengujinya. Di antara pertanyaan yang disampaikan ialah, “Apakah ada nash (dalil) yang menunjukkan bahwa salat maghrib bisa diqoshor? Ternyata ia menjawab: “Iya, ada keterangan tentang itu pada hadis Jabir di kitab al-Firdaus karya Abu al-Laits as-Samarqandi.”

Orang-orang pun merujuk ke kitab tersebut namun tidak ditemukan keterangan tentang itu, lalu disampaikan hasil pemeriksaan itu kepadanya. Ternyata ia mengatakan: “Kitab karya as-Samarqandi tersebut terdiri dari tiga naskah: Kubro (Besar), Wusto (Sedang), dan Sughro (Kecil), sementara hadis tersebut ada di naskah Kubro, dan yang itu belum ada di negeri kita ini....”

Sejak mendengar jawabannya jawaban aneh itu, orang-orang tahu dan merasa bahwa ia telah berdusta dengan jawabannya.

★ Kisah Ketiga: Apakah Ada Keraguan terhadap Keberadaan Allah?

Dahulu ada seorang pemuda penuntut ilmu bermazhab Syafi’i yang belum matang keilmuannya, sementara penduduk negerinya membutuhkan seorang Mufti, mereka tidak mendapatkan seorang pun yang layak kecuali dirinya. Karena ragu menerima pemintaan mereka, ia menemui dan berkonsultasi dengan Syaikh-nya. Sang guru memberi solusi untuk menjawab setiap pertanyaan dengan menyebutkan “di mazhab Syafi’i dalam masalah ini ada dua pendapat,” untuk selanjutnya ia dapat memeriksanya di kitab-kitab ulama. Dan .... ternyata dia benar-benar melakukannya.

Lama-kelamaan penduduk negeri mengamatinya banyak menjawab dengan jawaban yang sama. Hingga akhirnya ada seorang dari mereka yang bertanya: “Apakah ada keraguan terhadap keberadaan Allah?” Mufti muda itu istiqomah, ia menjawab dengan jawaban yang sama, “Dalam hal ini ada dua pendapat !!!” Sejak saat itu terkuaklah kedok mufti muda itu."

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zayd rahimahullah memiliki komentar tersendiri tentang kisah di atas, beliau mengatakan: “Kisah ini tidak ditemukan di sumber yang dapat dipercaya. Yang tampak bagiku, wallahu a’lam, kisah ini termasuk rencana orang-orang yang bermazhab Hanafi untuk menghancurkan mazhab Syafi’i, sebab di antara mereka terjadi permusuhan mazhab yang sangat jelas.”

Fenomena fanatisme mazhab dapat kita temukan di beberapa kitab ulama. Berikut contohnya:

Makmun bin Ahmad al-Harowi salah satu perawi hadis yang banyak membuat-buat hadis palsu lengkap dengan sanad palsunya sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di antara hadis yang ia buat berbunyi (dan dia menyandarkannya kepada Nabi):

يَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ مُحَمَّّدُ بْنُ إِدْرِيْسَ أَضَرُّ عَلَى أَمَّتِيْ مِنْ إِبْلِيْسَ، وَيَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أَبُوْ حَنِيْفَةَ هُوَ سِرَاجُ أُمَّتِيْ

“Akan ada di umatku seseorang yang bernama Muhammad bin Idris (yakni asy-Syafi'i), ia lebih berbahaya dari pada Iblis. Dan akan muncul di tengah umatku seseorang yang dikenal dengan Abu Hanifah, dia adalah lentera bagi umatku.”

Silakan baca keterangan Syaikh al-Albani seputar al-Harowi dan hadis palsunya tersebut di kitab Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha’iifah wa al Maudhuu’ah, no hadis 570.

★ Kisah Keempat: Di Manakah Ususnya Semut?

Adalah Muqatil bin Sulaiman salah seorang perawi hadis. Meskipun berilmu, namun ia mendapat ujian dengan sikap “sok tahu.” Di antara riwayat yang ada, dia pernah berkata: “Silakan bertanya kepadaku segala sesuatu yang ada di bawah ‘Asry Allah?”

Mendengar itu orang-orang bertanya: “Dimanakah letaknya usus semut?” ternyata ia diam. Mereka juga bertanya kepadanya: “Ketika Nabi Adam pergi haji, siapakah yang mencukur rambutnya?” Ia menjawab: “Saya tidak tahu.”

Oleh karena itu Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkomentar tentangnya: “Ulama bersepakat untuk meninggalkannya (tidak mengambil riwayat darinya).”

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita dan semoga kita dimudahkan untuk menjauhi berkata dalam agama tanpa ilmu. Aamiin.

[at-Taa'lum Bakr Abu Zaid, adh-Dha’iifah al-Albani]

✅ Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA

Nasehat-Nasehat Tentang Kematian

��Nasehat-nasihat Ust. Yazid Jawas pd kajian ahad 22-Feb-2015 di JIC, Koja : 

��• Jangan berharap kepada manusia, karena engkau kan kecewa. 

✅• Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa. 

��• Manusia yang mulia adalah yang dia bangun disepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah. 

��• Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena tak tahu kapan ajalmu kan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothimah 

��• Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akherat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik2 bekal adalah taqwa. 

��• Infakkanlah hartamu. Karena simpanan harta yang sesungguhnya adalah yang akan engkau bawa sampai mati, bukan yang engkau simpan untuk duniamu. 

��• Jangan engkau tunda pekerjaan pagimu untuk sore harimu, niscaya banyak pekerjaan yang akan engkau selesaikan. 

⏰• Aturlah waktumu sebaik mungkin, kapan mengurus pekerjaan rumah tanggamu, kapan engkau membaca al qur'an, kapan engkau membaca buku yang bermanfaat dan pekerjaan lainnya. 

��• Orang yang tertipu adalah orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya padahal dia dalam keadaan sehat. 

��• Sesungguhnya setelah waktu luang akan ada waktu sibuk, setelah sehat akan ada masa sakit...manfaatkanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebaik mungkin. 

❤• Sesungguhnya masa sakitmu dibandingkan masa sehatmu lebih banyak masa sehatmu. Coba ingatlah berapa lama kamu sakit? Seminggu? Sebulan? Setahun? Bandingkan dengan masa sehatmu! Bersyukurlah 

��• Janganlah engkau merasa aman dari perbuatan maksiat yang engkau lakukan secara diam-diam. Jika istri, suami atau orang lain tak ada yang mengetahui, akan tetapi Allah mengetahui perbuatanmu. Dan kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan. 

��• Apabila perbuatan maksiat sudah engkau lakukan, menyesal lah! Bertaubatlah! Bertaubat dengan sebaik2 taubat. Janganlah engkau ulangi. Tegakkanlah sholat niscaya akan menghapusnya. Berbuat baiklah kepada orangtuamu niscaya akan menghapus dosa-dosamu. 

��• Berdo'alah. Sesungguhnya do'a yang paling banyak diiucapkan nabi shalalallahu 'alaihi wa sallam adalah - Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik - Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamaMu. 
��• Jangan engkau tinggalkan setelah sholat shubuh sebuah do'a - Allohumma innii as aluka 'ilmaana fi'a wa rizqon thoyyiba wa 'amalan mutaqobbalaa - Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. 

✏• Bacalah dzikir pagi dan petang, dia hanya meminta waktumu 10 menit. Kau bisa melakukan disela2 aktivitasmu. 

��• Bacalah buku yang bermanfaat. Karena ia dapat menghantarkanmu kepada kebaikan. 

��• Bacalah buku 4 jam dalam sehari. 

��• Manusia yang paling utama adalah yang baik akhlaknya. Dan manusia yang paling cerdas adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah kematian. 

��• Janganlah engkau panjang angan-angan untuk kehidupan duniamu.  • Ketika usahamu telah mencukupi kebutuhan hidupmu, tak usah engkau tambahkan beban hidupmu dengan berhutang untuk memperluas usahamu. Karena bisa jadi engkau akan mati meninggalkan hutang dan sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tak bersedia menyolati jenazah orang yang mati meninggalkan hutang. 

��• Boleh engkau melakukan hal-hal mubah seperti menjaga kesehatan badanmu, akan tetapi janganlah hal tsb membuatmu lupa menjaga kesehatan hatimu. 

��• Berikan rasa cintamu untuk orang-orang shalih, bukan untuk orang-orang kafir. 

��• Terakhir, maafkanlah orang yang telah menyakiti hatimu - dan ini adalah nasehat yang menghujam hatiku - 

Allahu a'lam

Rabu, 18 Februari 2015

MENGHINDARI SIFAT SOK TAHU TENTANG ILMU

MENGHINDARI SIFAT SOK TAHU

★ Ilmu itu harus ada sebelum berkata dan berbuat. Bila beramal tanpa ilmu dapat membinasakan, maka berfatwa tanpa ilmu dapat menyesatkan. Adapun orang yang tidak berilmu namun menampakkan dirinya seolah-olah berilmu, dialah orang sombong yang sok pintar dan sok tahu. Kita berlindung kepada Allah azza wa jalla dari sifat buruk ini.

☆ Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zayd rahimahullah mengatakan: “Hati-hati! Jangan sampai jadi Abu Syibr (Abu Sejengkal). Sebagaimana telah dikatakan, ilmu itu terdiri dari tiga jengkal (tingkatan): siapa yang baru masuk pada jengkal pertama akan sombong, ketika naik ke jengkal kedua mulai tawadhu' (rendah hati), dan siapa yang naik hingga jengkal ketiga ia tahu bahwa dirinya tidak tahu (karena begitu luasnya samudra ilmu).”

★ Saudaraku, beliau menasihati kita agar tidak istiqomah pada jengkal pertama, ilmu baru sedikit, namun sombongnya amit-amit. Ilmu belum ada, tapi ucapan dan fatwa membahana. Sehingga gelar yang pantas disandang oleh orang seperti ini adalah Abu Syibr alias Abu Sejengkal alias Si Bodoh yang Sombong.

☆ Fenomena sok tahu banyak permasalahan agama banyak menjangkiti para penuntut ilmu. Bahaya terburuk yang dihasilkannya ialah dapat menyeret kepada berkata tentang agama tanpa ilmu.

★ Syaikh Bakr Abu Zayd rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya sikap sok tahu merupakan tangga menuju berkata dalam agama tanpa ilmu.”

☆ Orang yang sok tahu melupakan ilmu dan tidak menjaganya, berusaha menjadi baligh padahal belum waktunya, ia menggunakan kebaikan untuk melakukan keburukan.

★ Ibnu Hajar al-‘Asqolani rahimahullah mengatakan: “Bila seseorang berkata tidak sesuai keilmuannya, niscaya ia akan membawa berbagai hal yang luar biasa nyelenehnya.”

☆ Di antara doa al-Hasan al-Basri rahimahullah dahulu adalah: “Ya Allah, aku mengeluhkan kepada-Mu buih kotor ini (yakni fenomena sok tahu).”

★ Semoga Allah menghindarkan kita dari penyakit buruk yang dapat menyeret kepada berkata tanpa ilmu ini. Ya Allah, bimbinglah kami untuk mendapatkan ilmu dan mudahkanlah kami untuk mengamalkannya. Aamiin.

[at-Ta'aalum & al-Hilyah, Bakr Abu Zaid]

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 29/04/1436 H ]

Selasa, 17 Februari 2015

DO’A SAPU JAGAD, KEMURAHAN ALLAH YANG SERING TERLUPAKAN

DO’A SAPU JAGAD, KEMURAHAN ALLAH YANG SERING TERLUPAKAN

Anas bin Malik radhiallahu anhu mengatakan, "Doa yang paling sering dipanjatkan oleh nabi Adalah:

اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan:

وَكَانَ أَنَسٌ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدَعْوَةٍ دَعَا بِهَا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدُعَاءٍ دَعَا بِهَا فِيهِ

“Apabila Anas radhiyallahu anhu ingin berdoa, ia akan berdoa dengan doa tersebut. Dan Apabila ia meminta dengan do’a yang lain, ia pasti menyisipkan doa tersebut di dalam do'anya.” (HR. Muslim)

Catatan:

Diantara kemurahan Allah azza wa jalla kepada hamba-Nya dalah, Dia mengajarkan kepada mereka melalui lisan rasul-Nya bagaimana cara meminta kepada-Nya. Dia juga mengajarkan kepada mereka do'a-do'a yang ringkas namun memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Diantara do'a -do'a tersebuat adalah DO'A SAPU JAGAD diatas. Al-Hafidz menyebutkan bahwa tidaklah seorang nabi maupun orang sholeh berdo'a melaikan pasti mereka memanjatkan do'a ini".

Adapun maksud dari kebaikan dunia dan akhirat yang tertera dalam do’a tersebut, Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan:

“Pendapat yang paling tepat mengenai tafsiran ‘kebaikan di dunia’ adalah (kemampuan melaksanakan) ibadah dan ‘afiyah (terjaganya diri dari berbagai marabahaya). Sedangkan ‘kebaikan di akhirat’ adalah surga beserta ampunan Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa kebaikan di sini mencakup seluruh kebaikan di dunia dan akhirat.” (Syarh Shahih Muslim: 17: 13).

Wallahu a'lam
________________
Madinah 25-04-1435 H
ACT El Gharantaly

                    ┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈

AGAR KENDARAAN PENUH LIMPAHAN BERKAH

AGAR KENDARAAN PENUH LIMPAHAN BERKAH

 

◆ Jika anda memiliki kendaraan, khususnya mobil, maka bersyukurlah. Tidak sedikit dari orang-orang yang ada di sekitar anda yang belum bisa memilikinya. Selain dengan lisan, syukurilah kenikmatan tersebut dengan menggunakannya untuk kebaikan. Dengan demikian, semoga keberkahan dan pahala senantiasa meliputi anda, sebagiamana semoga kendaraan tersebut benar-benar mendatangkan manfaat yang berlipat-lipat.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, ajaklah kedua orang tua untuk berjalan-jalan dengannya. Ingat! berbakti kepada kedua orang tua wajib hukumnya, dan hal ini termasuk bentuk berbakti kepada ayah bunda. Menghibur keduanya merupakan keridhaan bagi Allah ta’ala dan kebahagiaan bagi jiwa.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, bawalah keluarga, istri dan anak-anak untuk berjalan-jalan dengannya. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan juga bagi anda, dan jelas itu merupakan ibadah mulia. Namun ingat! Hendaknya hindari lokasi-lokasi yang banyak terdapat kemaksiatan padanya.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, ikut sertakan juga tetangga merasakan kebahagiaan yang sedang anda rasakan. Sebab tetangga juga memiliki hak yang ada pada pundak anda, dan ini pun bernilai ibadah mulia yang berpahala bagi anda, insya Allah ta’ala.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, jangan lupa memanfatkannya untuk menghadiri taman-taman surga, yakni majelis ilmu. Dengan demikian kendaraan akan berkah, ilmu anda pun kian bertambah.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, bantulah juga temanmu untuk menghadiri taman surga itu. Bisa jadi rasa malas yang ada padanya, akan berubah menjadi semangat membara karena seruan anda, terkhusus karena ajakan naik kendaraan gratis anda. Hal ini merupakan hiburan bagi dirinya dan bernilai sedekah bagi anda.

◆ Jika anda memiliki kendaraan, rawatlah ia dengan baik, cuci dan bersihkanlah ia. Sebab kendaraan pun memiliki hak, dan tunaikanlah hak tersebut dengan baik.

Perhatikan dan renungkanlah beberapa hadis berikut:

☆ HADIS PERTAMA:

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّهُ فِيْ حَاجَتِهِ.

Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya. (HR. Muslim)

☆ HADIS KEDUA:

Beliu shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَاللَّهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.

Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim)

☆ HADIS KETIGA:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِى دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ.

Engkau membantu seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya ka atas kendaraannya bernilai sedekah. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Jika membantu orang lain naik ke atas kendaraannya adalah sedekah, lantas bagaimana jika engkau membantunya naik ke kendaraan anda? Jika mengangkatkan barang orang lain ke atas kendaraannya adalah sedekah, lantas bagaimana jika barang-barangnya engkau naikkan ke atas kendaraan anda? Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan yang melimpah.

☆ HADIS KEEMPAT:

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan:

وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ فِيْ حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ، (يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِيْنَةِ) شَهْرًا.... وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَتِهِ حَتَّى يُثْبِتَهَا لَهَ، أَثْبَتَ اللَّهُ تَعَالَى قَدَمَهُ يَوْمَ تَزِلُّ اْلأَقْدَامُ. 

Sungguh, aku berjalan bersama seorang saudara untuk memenuhi kebutuhannya lebih aku cintai dari pada aku beri’tikaf di masjid ini (masjid Madinah) selama sebulan, ... . Dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya sesama muslim dalam rangka menyelesaikan kebutuhannya, hingga ia benar-benar menyelesaikannya, niscaya Allah akan meneguhkan kakinya pada hari di mana banyak kaki yang tergelincir (di atas jembatan pada hari kiamat). (Hadis hasan riwayat Ibnu Asakir. Lihat: Shahih al-Jami’ No 176, ash-Shahihah No 906)

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah ta’ala memberikan keberkahan melimpah pada diri, keluarga, harta dan kendaraan anda. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 28/04/1436 H ]

Senin, 16 Februari 2015

HUBUNGAN ANTARA DOSA DAN BENCANA

HUBUNGAN ANTARA DOSA DAN BENCANA

 

Sudah jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan kepada umatnya bahwa hubungan antara dosa dan bencana begitu erat. Hubungan keduanya adalah hubungan sebab akibat. Disebabkan kemaksiatan, akibatnya banyak terjadi bencana. Demikian pula hal ini kita dapati di dalam beberapa ayat al-Quran.

☆ Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ، فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا، وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ، وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ، وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا، وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوْا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ.

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS.  al-‘Ankabut: 40)

Perhatikanlah, sekali-kali Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Sekarang, mari kita simak riwayat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan perkataan dari beberapa sahabat beliau radhiyallahu 'anhum.

☆ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللَّهِ.

Apabila zina dan riba telah tampak pada suatu daerah, sungguh itu artinya mereka telah menghalalkan siksa Allah menimpa mereka. (Lihat: Shahih al-Jami’ No. 679, Shahih at-Targhib No. 1859)

☆ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu pernah berkata:

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ أَذِنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَلاَكِهَا.

Apabila zina dan riba sudah tampak pada suatu daerah, maka itu artinya Allah telah mengizinkan kehancurannya. (Hadis hasan lighairihi riwayat al-Hakim)

☆ Ka’ab bin Malik radhiyallahu 'anhu mengatakan:

إِنَّمَا تُزَلْزَلُ اْلأَرْضُ إِذَا عُمِلَ فِيْهَا بِالْمَعَاصِيْ فَتَرْعَدُ فَرَقاً مِنَ الرَّبِّ جَلَّ جَلاَلُهُ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهَا.

Sesungguhnya sebab terjadinya gempa bumi ialah tatkala dilakukan kemaksiatan di atasnya, bumi gemetar karena takut kepada Rabb jalla jalaaluhu ketika Dia melihatnya.

☆ Dalam kitab Musnad al-Imam Ahmad, dengan sanad sahih, Jubair bin Nufair rahimahullah bercerita: “Tatkala negara Cyprus ditaklukan (oleh kaum muslimin) dan rakyatnya dicerai-beraikan, sebagian kaum muslimin menangis. Aku melihat Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu duduk sendiri, beliau pun menangis.”

Aku bertanya: “Wahai Abu Darda, apa yang membuatmu menangis pada hari di mana Allah memuliakan Islam dan para pemeluknya?” Ia menjawab: “Celaka engkau, ya Jubair, alangkah hina mereka (rakyat Cyprus) bagi Allah azza wa jalla tatkala menyia-nyiakan perintah-Nya! Mereka adalah umat yang berkuasa, kuat dan memegang kendali kekuasaan, namun mereka meninggalkan perintah Allah sehingga mereka hina seperti yang engkau lihat.”

Dari keterangan singkat di atas dapat kita ketahui bahwa kemaksiatan benar-benar memberikan pengaruh yang amat buruk bagi pelakunya.

Semoga muda-mudi dari kalangan kaum muslimin yang masih menghinakan diri dengan perayaan Hari Valentine segera meninggalkannya dan bertaubat kepada Allah dengan taubat sebenarnya. Sehingga bencana dapat terangkat dari dirinya dan dari bumi nusantara.

Saudaraku, hendaknya engkau sampaikan tulisan singkat ini kepada teman-temanmu yang masih terus mengikuti kebiasaan buruk orang-orang kafir itu.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita menuju Islam yang sesungguhnya dan semoga kita dimudahkan istiqomah di atasnya. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 23/04/1436 H ]

LAIN DULU LAIN SEKARANG

LAIN DULU LAIN SEKARANG

 

Dahulu Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُوْنَ أَعْمَالاً هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ، إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهاَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ مِنَ الْمُوْبِقَاتِ.

Sesungguhnya kalian mengerjakan perbuatan-perbuatan yang pada pandangan kalian ia lebih lembut dari pada rambut, sementara kami dahulu para masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganggapnya termasuk dosa yang dapat membinasakan. (HR. al-Bukhari)

Beliau mengucapkan hal tersebut di hadapan para Tabi’in. Lantas bagaimana dengan kondisi kaum muslimin sekarang ini yang semakin jauh dari masa tiga generasi mulia? Berbagai macam kemaksiatan menjadi hal biasa. Benar-benar luar biasa, maksiat yang sangat berbahaya menjadi hal yang lumrah dan biasa.

Dahulu Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bercerita:

أَنَّ رَجُلاً أَصَابَ مِنِ امْرَأَةٍ قُبْلَةً، فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: (( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ )). فَقَالَ الرَّجُلُ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، أَلِيْ هَذَا؟ قَالَ: لِجَمِيْعِ أُمَّتِيْ كُلِّهِمْ.

Ada seorang laki-laki yang pernah mencium seorang wanita (yang tidak halal baginya), lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan hal tersebut. Lalu Allah azza wa jalla menurunkan firman-Nya: “Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. (QS. Hud: 114).” Lalu orang itu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah ini khusus untukku? Beliau menjawab: Untuk umatku seluruhnya. (HR. Bukhari)

Dahulu seorang muslim yang bermaksiat langsung gerah, gelisah, galau dan risau. Namun sekarang? Beragam kemaksiatan dilakukan tanpa ada rasa bersalah atau bermasalah. Kecupan ringan bukan zamannya lagi. Muda-mudi  -bahkan yang masih belia- sudah berani berzina dengan temannya yang tentu belum halal baginya.

Saudaraku, sekali-kali jangan sampai kita meremehkan kemaksiatan. Sekecil apapun itu, tetap saja besar di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala. 

Imam al-Auza’i rahimahullah pernah mendengar Bilal bin Sa’id rahimahullah mengatakan:

لاَ تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْمَعْصِيَةِ وَلَكِنِ انْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ.

Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, namun cermatilah kepada siapa engkau melakukan dosa?!

Sebagian generasi salaf rahimahumullah berkata:

إِنِّيْ  َلأَعْصِي اللَّهَ فَأَعْرِفُ ذَلِكَ فِي خُلُقِ امْرَأَتِيْ وَدَابَّتِيْ.

Sungguh, ketika melakukan kemaksiatan kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya mempengaruhi perilaku istriku dan hewan tungganganku.

Itu dulu, yang mengucapkannya adalah ulama dahulu. Tapi sekarang berbeda, kemaksiatan benar-benar tak dirasa pengaruhnya. Bisa jadi gambarannya seperti seorang munafik yang diceritakan oleh seorang sahabat mulia ini.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu ia berkata:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ، فَقَالَ بِهَ هَكَذَا، فَطَارَ.

Sesungguhnya orang mukmin melihat dosanya seolah-olah ia berada di bawah gunung, ia khawatir gunung itu akan roboh menimpanya. Sedangkan tukang dosa melihat dosanya seperti seekor lalat yang menempel di hidungnya, ia menyingkirkannya begitu saja (meremehkannya) dan lalat itu pun terbang. (HR. al-Bukhari)

Jika ingin contoh nyata, silakan lihat apa yang dikerjakan oleh kanan kiri kita, muda-mudi sibuk mencari cinta dan menjalin kasih sayang kepada kaum sebaya, menggantungkan hatinya kepada pujaan yang belum halal baginya. Dan itu benar-benar nyata banyak terjadi di setiap bulan ini, bulan Februari, tepat pada tanggal 14-nya. Pesta perzinaan dibungkus dengan label kasih sayang dan cinta. Anehnya, tak sedikit dari muda-mudi kaum muslimin yang ikut merayakannya. Semoga hidayah taufik dari Allah segera menyapa mereka. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
��  [ 21/04/1436 H ]

DI ANTARA TANDA HUSNUL KHOTIMAH

DI ANTARA TANDA HUSNUL KHOTIMAH

 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita beberapa tanda husnul khotimah (kesudahan yang baik), di mana bila ajal menjemput seorang muslim sementara ia dalam keadaan salah satu dari beberapa keadaan tersebut, maka ia meninggal dunia dalam keadaan yang baik dan besar harapan baginya untuk masuk surga.

Di bawah ini kami sajikan empat tanda husnul khotimah. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

☆ PERTAMA: Mengucapkan Kalimat Syahadat Ketika Wafat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.

Barang siapa yang akhir perkataannya laa ilaaha illaAllah (tiada tuhan yang haq kecuali Allah) niscaya ia masuk surga. (Hadis hasan riwayat al-Hakim)

☆ KEDUA: Wafat Dalam Keadaan Dahi Berkeringat

Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya dahulu ketika berada di kota Khurasan ia pernah mengunjungi saudaranya yang sakit. Lalu ia dapati saudaranya itu meninggal dunia dengan dahi berkeringat. Ia berkata: “Allahu Akbar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِيْنِ.

Meninggalnya seorang mukmin adalah dengan dahi berkeringat. (Hadis sahih riwayat Ahmad)

☆ KETIGA: Wafat Pada Hari Jumat Atau Malamnya

Dasarnya adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الَجُمُعَةِ، أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ.

Tidaklah seorang muslim meninggal dunia pada hari jumat atau malamnya, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur. (Hadis sahih riwayat Ahmad)

Fitnah kubur adalah pertanyaan dua Malaikat: Siapa Rabb-mu, apa agamamu, siapa Nabimu?

☆ KEEMPAT: Meninggal Dunia Dalam Keadaan Beramal Saleh

Sungguh berbahagia seorang hamba yang meninggal dunia dalam keadaan sedang mengerjakan amal saleh kepada Allah ta’ala. Berkaitan dengan hal ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan:

مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ.

Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha ilaAllah (tiadak tuhan yang haq kecuali Allah) dengan mengharap wajah Allah, ia tutup usia dalam keadaan demikian maka ia masuk surga. Barang siapa yang berpuasa sehari dengan mengharap wajah Allah, ia tutup usia dalam keadaan demikian maka ia masuk surga. Barang siapa mengeluarkan sebuah sedekah dengan mengharap wajah Allah, ia tutup usia dalam keadaan demikian maka ia masuk surga. (Hadis sahih riwayat Ahmad)

Di bulan ini, jangan sampai seorang muslim meninggal dunia dalam keadaan mengucapkan kalimat “selamat hari valentine", dahi dan badan penuh keringat karena hura-hura dalam merayakannya, apalagi tanggal 14 bukan jatuh pada hari Jumat, dan perbuatan tersebut sama sekali bukan amal saleh. Bila seseorang tutup usia dalam keadaan tersebut, kebinasaan dan kehinaan lebih dekat kepada dirinya. Allahul musta'aan.

Waspadalah, ajal tak kenal kompromi. Ia terkadang muncul tiba-tiba. Tidak mesti mendahulukan yang tua. Bisa jadi mendatangi yang muda, jika memang sudah waktunya. Maka itu, persiapkanlah diri dengan amal saleh untuk menyambutnya.

Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala semoga wafat dalam keadaan husnul khotimah, sehingga di akhirat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan surga-Nya. Aamiin, Ya Rabb.

[beberapa hadis di atas dikutip dari kitab Ahkam al-Janaa-iz, M. Nashiruddin al-Albani]

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 20/04/1436 H ]

SEKERAT DAGING

SEKERAT DAGING

 

Sungguh malang sekerat daging ini, keselamatan begitu jauh darinya. Ia tak kenal Pencipta-nya, apalagi beribadah kepada-Nya? Ia pun tak mencintai-Nya. Ia lebih memilih tenggelam dalam nafsu syahwat, meski Pencipta-nya murka dan membencinya. Bila ingin mendapatkan ambisinya, ia tidak peduli apakah Dia ridha atau membencinya.

Ibadah ia tujukan kepada selain-Nya; rasa cinta, takut, harap, ridha, berserah diri dan lain-lainya. Jika mencintai, maka cinta itu berdasar kepada hawa nafsunya. Bila membenci, maka kebencian itu pun dilandasi dengan syahwatnya. Jika memberi atau mencegah, maka itu pun sesuai dengan nafsunya itu. Hawa nafsu menjadi pemimpinnya, syahwat menjadi panglimanya, kebodohan menjadi kemudinya dan kelalaian menjadi tunggangannya.

Bila ia diseru untuk tunduk dan patuh kepada Pencipta-nya, ia abaikan seruan itu. Ia lebih memilih mengikuti setan pembangkang. Perhiasan dunia ini menjadi barometer baginya untuk ridha atau benci. Hawa nafsu membuatnya bisu dan buta. Maka itu hati-hatilah! Berkumpul dengan sekerat daging ini merupakan penyakit, bergaul dengannya adalah racun, duduk-duduk bersamanya merupakan kebinasaan.

Sungguh merana sekerat daging ini, ketika setan menyerunya untuk mengikuti orang-orang kafir, ia langsung menyambutnya. Ketika setan mengajak dirinya untuk menuangkan kasih sayang dan cinta bukan pada tempatnya, ia pun langsung bersegera mengikutinya. Tatkala setan memintanya untuk duduk berdua, memandang, meraba, mengecup atau bahkan berzina dengan kekasih yang belum halal baginya, ia pun dengan gembira menurutinya. Ketika setan menariknya untuk terus mengikuti langkah-langkahnya, maka ia terus saja mengikuti langkah-langkah itu, hingga semakin sulit dan berat baginya untuk keluar dari jalur setan itu.

Semua itu dapat kita perhatikan bersama pada bulan ini, di bulan februari, tepatnya pada tanggal 14-nya. Sungguh malang sekerat daging yang demikian ini sifatnya. Ia lalai dari Pemilik-nya, namun begitu peduli dengan kenikmatan semu dunia.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ.

Ketahuilah! Sesungguhnya di jasad ini adalah sekerat daging. Apabila ia baik, maka seluruh jasad ini akan baik pula. Apabila ia rusak, maka seluruh jasad ini akan rusak pula. Ketahuilah! ia adalah hati. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ.

Di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. (QS. asy-Syu’aro’: 88-89)

Ya Allah, berikanlah kemudahan bagi kami untuk menjaga hati, jadikanlah ia senantiasa istiqomah di atas jalan-Mu, dan bimbinglah ia agar menjadi hati yang selamat hingga ajal datang menjemputnya. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 19/04/1436 H ]

RUMAH MASA DEPAN

RUMAH MASA DEPAN

 

Tidak sedikit dari kaum muslimin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam lalai mengingat alam kubur sebagai gerbang pertama menuju akhirat. Sebagian dari mereka begitu perhatian dengan rumah di dunia, terus membangun dan menghiasinya, namun lalai membangun Rumah Masa Depan yang ada di Balik Papan. Padahal di sanalah tempat persinggahan mereka sebelum di hisab pada hari kiamat dan menuju tujuan terakhirnya, surga atau neraka.

Sebagian dari mereka sombong dengan harta titipan Sang Kuasa. Congkak dengan tampang gagah dan kulit putih mereka. Angkuh dengan segala dunia yang ada di tangan mereka. Namun mereka lupa bahwa nenek moyang mereka berasal dari tanah dan mereka pasti akan dikembalikan ke dalamnya.

Seorang penyair bersenandung:

إِنَّ امْرَءًا يَصْفُوْ  لَهُ عَيْـشُهُ  لَغَافِلٌ عَمَّا تَجِـنُّ الْقُبُوْرُ
نَحْنُ بَنُوْ الأَرْضِ وَ سُكَّانُهَا  مِنْهَا خُلِقْنَا وَإِلَيْـهَا نَصِيْرُ

~ Sungguh orang yang merasakan nikmatnya kehidupan dunia
~ Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di balik kuburan nanti
~ Kami ini adalah putra-putri bumi dan para penduduknya
~ Dari tanah kami diciptakan dan kepadanya akan kembali.

Maka itu, untuk dapat hidup bahagia di akhirat kelak, setiap muslim harus membawa bekal yang bisa menemaninya nanti. Dan sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah ketakwaan kepada Allah ta'ala dan memperbanyak amal saleh kepada-Nya. Karena keberuntungan atau kebinasaan di sana nanti, bergantung kepada amal yang dikerjakan di dunia ini, setelah rahmat dari Allah ta'ala.

Pujangga yang lainnya menuturkan:

إِنَّا لَنَـفْرَحُ بِالأَيَّـامِ  نَقْطَعُـهَـا  وَكُلُّ يَوْمٍ مَضَى يُدْنِيْ مِنَ الأَجَلِ
فَاعْمَلْ لِنَفْسِكَ قَبْلَ الْمَوْتِ مُجْتَهِدًا  فَإِنَّمَا الرِّبْحُ وَالْخُسْرَانُ فِي الْعَمَلِ

~ Kita terus bersenang-senang dengan hari yang kita lewati
~ Padahal setiap hari yang terlewati kian dekat dengan ajal
~ Maka itu giatlah beramal untuk dirimu sebelum mati
~ Sebab keuntungan dan kerugian tergantung pada amal.

Ya Allah, berilah kemudahan bagi kami untuk mengingat kematian, sebagai sarana untuk mengingat hari akhirat, dan mudahkanlah kami untuk istiqomah dalam ketakwaan kepada-Mu. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679 
==================
�� [ 19/04/1436 H ]

RAHASIA KUATNYA HAFALAN

RAHASIA KUATNYA HAFALAN

 

Ilmu adalah cahaya yang Allah subhanahu wa ta'ala sematkan di hati seorang hamba. Sedangkan maksiat dapat meredupkan cahaya itu atau bahkan mematikannya.

■ Resep Imam Malik

Tatkala Imam asy-Syafi'i rahimahullah duduk di hadapan gurunya, Imam Malik rahimahullah untuk membaca sebuah kitab, ia takjub dengan kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya.

Imam Malik rahimahullah berkata: "Sungguh, aku melihat Allah telah menghidupkan cahaya di hatimu. Maka janganlah engkau memadamkannya dengan gelapnya maksiat." [ad-Daa' wa ad-Dawaa', Ibnul Qayyim]

■ Resep Imam Waki'

Dari Ali bin Khasyram rahimahullah ia berkata: "Tidaklah aku melihat sebuah kitab di tangan Waki' melainkan pasti ia sudah menghafalnya. Maka itu aku bertanya kepadanya seputar kuatnya hafalan yang ia miliki, ia menjawab:

"Bila aku buka rahasia ini, engkau berjanji akan menerapkannya? "Demi Allah, tentu saja," jawabku. Dia melanjutkan: "TINGGALKANLAH KEMAKSIATAN, TIDAK PERNAH AKU DAPATI OBAT YANG LEBIH MANJUR UNTUK MENGUATKAN HAFALAN DARI OBAT YANG SATU INI." [Min A'lam as-Salaf, Ahmad Farid]

■ Nasihat Waki' Kepada asy-Syafi'i

Imam asy-Syafi’i rahimahullah bersenandung:

شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ  فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
وَقَالَ: اعْلَـمْ بِأَنَّ الْعِلْـمَ نُوْرٌ  وَنُوْرُ اللَّـهِ لاَ يُؤْتَاهُ عَاصِيْ

~ Aku mengadu kepada Waki’ akan buruknya hafalanku
~ Lalu ia membimbingku untuk meninggalkan kemaksiatan
~ Ia berkata: ketahuilah bahwasanya ilmu itu cahaya
~ Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada yang durhaka.

Semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah untuk menerapkan resep yang mereka tawarkan. Aamiin.

 

Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679

ANTUSIAS PARA PENDAHULU DALAM MENUNTUT ILMU

ANTUSIAS PARA PENDAHULU DALAM MENUNTUT ILMU

 

Generasi pertama umat ini yang telah mendahului kita dalam ilmu dan amal begitu antusias dan semangat dalam menuntut ilmu dan menghadiri majelis-majelisnya. Demikian pula dengan generasi-generasi setelahnya. Di bawah ini di antara kisah semangat mereka.

■ Mendatangi Ilmu

Adalah Habrul Ummah, Turjumanul Quran, yakni Ibnu Abbas radiyyallahu anhuma, pernah mendatangi pintu-pintu para Sahabat di bawah terik matahari, sekedar untuk bertanya kepada mereka tentang suatu hadis. Mari kita simak penuturan beliau sendiri.

Dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia bercerita mengisahkan perjalanan dirinya dalam menuntut ilmu: "Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia, aku berkata kepada seorang dari kaum Anshar: "Kemarilah engkau, ayo kita bertanya kepada Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, mumpung jumlah mereka hari ini masih banyak."

Ia menjawab: "Engkau ini aneh, wahai Ibnu Abbas, apakah engkau mengira orang-orang akan butuh dengan kamu? Sementara di tengah-tengah mereka masih ada Sahabat dan orang-orang senior lainnya."

Ibnu Abbas melanjutkan: " Orang itu pun pergi, lalu aku mulai bertanya tentang hadis kepada para Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ketika sampai kepadaku kabar tentang hadis yang ada pada seorang Sahabat, maka aku langsung pergi untuk mendatangi pintu rumahnya. Tatkala itu ia sedang tidur siang, maka akupun berbaring dengan selendangku di depan pintu rumahnya, sampai-sampai debu beterbangan mengenai mukaku. Pada saat keluar ia berkata: "Wahai sepupu Rasulullah, apa yang telah mendorongmu datang kemari, mengapa engkau tidak mengirim utusan agar aku yang datang untuk menemuimu?"

Ibnu Abbas menjawab: "Aku lebih berhak untuk menemuimu. Kemudian akupun bertanya tentang hadis kepadanya."

Beliau melanjutkan: "Orang dari kaum Anshar itu ternyata masih hidup, hingga akhirnya suatu saat ia melihatku, sementara itu orang-orang berkumpul di sekitarku untuk bertanya kepadaku. Orang Anshar itu berucap: "Pemuda ini ternyata lebih cerdas dari dariku."

Ibnu Abbas berkata: "Aku mendapati kebanyakan ilmu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada pada perkampungan ini dari kalangan Anshar. Sungguh, aku dahulu pernah tidur siang di depan pintu rumah seorang dari mereka. Andai saja aku berkehendak, pasti ia sudah mengizinkan diriku untuk masuk, akan tetapi aku melakukan ini agar ia ridha ketika menyampaikan ilmunya."

■ Sakit Karena Ketinggalan Majelis Ilmu

Bahkan, seorang dari generasi dahulu pernah ada yang ketinggalan majelis ilmu, lalu ia jatuh sakit dan harus istirahat di atas ranjang tidurnya.

Adalah Syu’bah bin al-Hajjaj ia berkata: "Sesungguhnya aku gemar belajar hadis, pernah aku tertinggal dari menghadiri majelis hadis hingga akhirnya akupun jatuh sakit."

■ Saking Ramainya

Yang lebih menganehkan, di antara mereka ada seorang Syaikh yang meninggal dunia lantaran ramainya orang yang hadir pada majelisnya.

al-Khaththabi bertutur: "Para penuntut ilmu beramai-ramai menghadiri majelis Husyaim, hingga (saking ramainya) ia terjatuh dari keledainya lalu wafat karenanya."

■ Berlari Menuju Majelis Ilmu

Mereka begitu semangat hingga kalau berjalan begitu cepat, bahkan terkadang berlarian guna menghadiri majlis ilmu tepat waktu.

Syu’bah bin al-Hajjaj berkata: "Tidaklah aku melihat seorang yang berlari melainkan aku berkata, kalau bukan orang gila pasti dia adalah penuntut ilmu."  Semoga Allah merahmati mereka semua.  

Demikian di antara gambaran semangat mereka dalam menuntut ilmu. Barang siapa yang mengetahui keutamaan ilmu dan kelezatannya, niscaya ia akan senantiasa mengharapkan tambahan dan antusias untuk mendapatkannya. Ia pun bagaikan orang rakus yang tiada pernah kenyang. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

(( مَنْهُوْمَانِ لاَ يَشْبَعَانِ: مَنْهُوْمٌ فِي عِلْمٍ لاَ يَشْبَعُ، وَمَنْهُوْمٌ فِي دُنْياً لاَ يَشْبَعُ )).

“Ada dua golongan orang rakus yang tak pernah kenyang: rakus dengan ilmu, ia tidak pernah kenyang, dan rakus terhadap dunia, iapun tidak pernah kenyang ”. (Sahih riwayat al-Hakim)

Semoga Allah memberikan semangat menimba ilmu yang tinggi kepada kita semuanya. Aamiin

[Hilyah al-'Aalim al-Mua'llim wa ath-Thaalib al-Muta'allim, Abu Usama al-Hilali]

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
��+966556288679
===================
�� [ 17/04/1436 ]

Kamis, 05 Februari 2015

Bahagianya Orang Yang Ikhlas

�� BimbinganIslam.co
Rabu, 30 Rabi'ul Awwal 1436 H / 21 Januari 2015 M

��Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Materi Tematik
▶ Bahagianya Orang Yang Ikhlas
�� Video Source
https://www.youtube.com/watch?v=ghrxdWK2eqs
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/5p71or7abmnppy5/AUD-20150121-WA0031.mp3?dl=0
----------------------------

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLASH

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Alhamdulillāh washshalātu wassalāmu ’ala Rasūlillāh.

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling ikhlash. Semakin dia meningkatkan keikhlasannya maka dia akan semakin berbahagia.

Bagaimana dia tidak berbahagia?

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengetahui kebaikannya, Allah mengetahui amalannya dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Seseorang di atas muka bumi ini bahagia kalau dia bisa dikenal oleh orang yang mulia, dikenal oleh pejabat. Apalagi dia dikenal oleh misalnya bupati, apalagi dikenal oleh presiden misalnya. Dia bahagia, presiden mengenalnya.

Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Rabbul ‘ālamīn, Pencipta dan Penguasa alam semesta ini? Yang jika menghendaki sesuatu hanya mengatakan, “Kun, fayakun”.

Orang yang ikhlash adalah orang yang paling bahagia .

Suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab, Abu Mundzir radhiallāhu ‘anhu, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا أُبَيٍّ إِنَّ الله أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ القرآن

"Wahai Ubay, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memerintahkan aku untuk membacakan Al Qur’an kepadamu.”

Maka Ubay berkata:

هَلْ سَمَّانِي لك

“Rasūlullāh, apakah Allah menyebutkan namaku kepadamu?”

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

سَمَّاكَ لي

“Ya, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah menyebut namamu dihadapanku.”

فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي

Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis.

Kenapa? Ubay menangis karena sangat gembira.

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengenalnya, Allah menyebut namanya.

Orang yang ikhlash, dia tahu bahwasannya Allāh mengetahui amal ibadahnya. Meskipun mungkin orang lain tidak ada yang melihatnya.

Mungkin orang lain tidak mempedulikannya, mungkin orang lain merendahkannya, tapi dia tahu dan yakin, bahwasannya apa yang dia lakukan, kebaikan yang dia lakukan diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasaail Al Mufidah Lil Hayati Sa’iidah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kabahagiaan), beliau menyebutkan:

��“Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala sedang berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā”.

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.

Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.

Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.

Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.

Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (QS: Al-Insaan: 9)

Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.

Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.

Tapi orang ikhlash, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia tahu bahwasanya pujian manusia tidak akan meninggikan derajatnya dan dia tahu bahwa celaan manusia pun tidak akan merendahkan derajatnya, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Benar-benar konsentrasi dia, bawasannya dia bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Karenanya, para pemirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, diantara 7 golongan yang akan Allāh naungi pada dihari kiamat kelak, ada dua orang yang ikhlas yang Allāh menyebutkan atau Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan tentang ciri khusus mereka itu ikhlas.

1⃣ Yang pertama, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِ يَمِينِهِ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

"Seseorang yang dia berinfaq dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan olah tangan kanannya".

Dia bahagia tatkala dia tahu bahwasanya hanya Allāh yang mengetahui amalan dia. Dia tidak perdulikan komentar orang lain, bahkan dia sengaja menyembunyikan amalannya, agar yang mengetahui hanyalah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Dia tidak butuh pujian orang lain.

2⃣ Yang kedua, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diantaranya.

رَجُلٌ ذَكَرَ الله خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

"Seseorang yang tatkala dia mengingat Allāh dalam bersendirian, maka kemudian matanya mengalirkan air mata"

Orang ini, dia bersendirian dan dia begitu merasakan kelezatan tatkala mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, tatkala mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia seakan-akan sedang berbicara langsung dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga diapun menangis meskipun tidak ada yang melihat dia, mengeluarkan air mata kebahagiaan.

Kenapa?

Allāh mengetahui tangisan dia, Allāh mengetahui dia mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

�� Bahkan diantara tafsiran para ulama: "Demikian pula seseorang yang tatkala dihadapan orang banyak, namun saking ikhlasnya, dia bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian.

Kenapa? Karena dia tidak mempedulikan komentar orang lain.

Sehingga dia tetap menangis meskipun dihadapan banyak orang. Dia yakin sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Sehingga meskipun dihadapan banyak orang, dia tetap menangis karena mengagungkan keagungan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Para pamirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, anda akan bahagia jika anda mengikhlashkan amalan ibadah anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Adapun jika anda kemudian sibuk dengan komentar orang lain, sibuk dengan pujian orang lain atau sibuk dengan cercaan orang lain terhadap anda, maka anda tidak akan pernah bahagia.

Karena tidak mungkin ada seorangpun yang akan dipuji oleh semua orang, tidak mungkin, mustahil.

Betapapun baiknya anda, pasti ada yang memuji dan pasti ada yang mencela.

Kalau Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Rabbul 'ālamīn, Pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan ciptaan-Nya, ciptaan makhluknya, seperti orang-orang yahudi mengatakan bahwasanya,

يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ

“Tangan Allāh terbelenggu,”

Mereka mengatakan:

إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

“Sesungguhnya Allāh miskin dan kamilah yang kaya.”

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā tidak selamat dari cercaan makhluknya.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memiliki akhlak super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya.

Bagaimana dengan kita?
Bagaimana dengan anda?

Tentunya mengharapkan keridhaan seluruh manusia adalah sesuatu yang mustahil, sebagaimana perkataan Imam Syāfi’iy rahimahullāh:

رضا الناس غاية لا تدرك

“Bahwasanya mencari keridhaan manusia adalah suatu hal yang mustahil (tujuan yang mustahil) untuk diraih”.

Karenanya, ikatkan hati anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Yakinlah bahwasanya anda sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka anda akan bahagia karena Allāh yang akan membahagiakan anda dan anda tidak akan memperdulikan komentar manusia.

Wallāhu Ta'ālā A’lam bish-shawāb.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّه وَبَرَكَاتُه

✒Tim Transkrip Materi BiAS
__________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

�� Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut :
�� http://goo.gl/forms/mTYPJ2Qj4X