SERBA-SERBI SEPUTAR HASAD
[1]. Setiap Jiwa Berpotensi Hasad
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
الْحَسَد مَرَضٌ مِنْ أَمْرَاضِ النَّفْسِ وَهُوَ مَرَضٌ غَالِبٌ فَلاَ يَخْلُصُ مِنْهُ إلاَّ قَلِيْلٌ مِنَ النَّاسِ وَلِهَذَا يُقَالُ: مَا خَلاَ جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيْمَ يُبْدِيْهِ وَالْكَرِيْمَ يُخْفِيْهِ
Hasad adalah salah satu penyakit hati, dan hasad adalah penyakit yang dominan, maka tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit dari manusia. Oleh karena itu dikatakan: Tidak ada jasad yang kosong dari hasad, orang yang buruk hatinya akan menampakkannya sedangkan orang yang mulia/baik hatinya akan menyembunyikannya (tidak meluapkannya dengan perkataan atau perbuatan). (Majmu' al-Fatawa, jilid 10)
[2]. Hasad Kezaliman Terhadap Diri Sendiri
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
لَمْ أَرَ ظَالِماً أَشْبَهَ بِالْمَظْلُوْمِ مِنْ حَاسِدٍ
Saya tidak pernah melihat orang zalim paling meyerupai orang yang terzalimi dari pada orang yang hasad. (Fathul Qadir)
Seorang pujangga bersenandung:
قُلْ لِلْحَسُوْدِ إِذَا تَنَفَّسَ طَعْنَةً يَا ظَالِماً وَكَأَنَّهُ مَظْلُوْمُ
Katakan kepada pendengki bila ia melepas celaan, "Wahai orang yang zalim" namun dia sendiri terzalimi
[3]. Hasad Yang Diperbolehkan
Tidak semua hasad diharamkan, ternyata ada hasad yang dibolehkan. Hasad jenis ini ulama sebut dengan istilah "ghibtoh". Yaitu seseorang ingin menjadi seperti temannya tanpa mengharapkan nikmat orang itu hilang darinya.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلِّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِيْ بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
Tidak ada hasad (ghibtoh) yang terpuji kecuali pada dua hal: (kepada) seorang yang Allah berikan harta lalu ia menghabiskannya untuk kebenaran, dan kepada seseorang yang Allah berikan hikmah lalu ia berhukum dengannya (mengamalkannya) dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhari, Muslim, dll.)
Hikmah di sini artinya adalah al-Qur'an dan segala hal yang mencegah datangnya kejahilan (ketidaktahuan) dan menjauhkan dari hal buruk. (Fathul Bari oleh Ibnu Hajar dan Syarah Shahih Muslim oleh an-Nawawi)
[4]. Hadis Lemah Seputar Hasad
Hadis tersebut berbunyi:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Hati-hatilah kalian dari hasad, karena hasad dapat memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.”
[Misykat al-Mashabih no. 5040, Dha'if at-Targhib no. 1723 & 1726, adh-Dha'ifah no. 1902, Dha'if Sunan Abu Dawud no. 4903]
Semoga Allah membersihkan hati kita dari berbagai macam penyakit hati, termasuk hasad. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
0556288679
Tidak ada komentar:
Posting Komentar