Rabu, 28 Januari 2015

KIAT-KIAT MENGGAPAI KEBAHAGIAAN HAKIKI (2)

KIAT-KIAT MENGGAPAI KEBAHAGIAAN HAKIKI
[bagian ke-2 dari 2 tulisan]
Di antara kiat-kiat menggapai kebahagiaan hakiki adalah:
[5]. Mohon agar diberi kelapangan dada.
Di antara sifat orang-orang yang mengharapkan kebahagiaan ialah selalu memohon kelapangan dada kepada Allah, sebagaimana yang telah dicontohkan nabi Musa ‘alaihissalam. Firman-Nya:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ.
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Toha: 25)
Dan Nabi kita telah Allah berikan kenikmatan dengan kelapangan dada. Firman-Nya:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ.
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (QS. al-Insyirah: 1)
Kelapangan tersebut akan digapai dengan mengilmui Islam dan mengamalkannya. Allah al-Aziz azza wa jalla berfirman:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلاَمِ.
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. (QS. al-An’am: 125)
Bagi seorang belum merasakan kelapangan dada dengan Islam, hendaklah ia banyak-banyak introspeksi dan evaluasi diri.
[6]. Berbuat baik kepada sesama.
Ini merupakan perkara yang dicintai. Orang yang melakukannya begitu dicintai di tengah manusia. Dengan demikian, tentu saja ia bahagia di tengah-tengah kaumnya. Sebagai ganjaran dari Rabb-nya, ia senantiasa mendapatkan kebersamaan dengan-Nya. Allah al-Hakim berfirman:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. an-Nahl: 128)
[7]. Tidak panjang angan-angan.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullahu menuturkan: “Kehidupan dunia ini pendek, maka jangan engkau perpendek lagi dengan kesedihan dan keburukan.”
Karena manusia di dunia adalah sementara, panjang angan-angan yang tidak pernah tercapai akan membuat sesak dan sempit hatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ.
Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang asing atau musafir yang lewat. (HR. Bukhari)
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan hadis di atas, “Maksudnya adalah zuhud di dunia dan tidak bersandar kepadanya, sebab sepanjang apa umurmu pasti engkau akan berpisah dengan dunia.” (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah)
[8]. Yakin bahwa kebahagiaan hakiki ada di akhirat.
Perhatikanlah dua firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut:
Pertama:
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ اْلآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. al-‘Ankabut: 64)
Kedua:
وَأَمَّا الَّذِيْنَ سُعِدُوْا فَفِيْ الْجَنَّةِ خَالِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوْذٍ.
Adapun orang-orang yang berbahagia, tempat mereka adala di surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhan-mu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. (QS. Hud: 108)
Kedua ayat di atas, demikian pula ayat-ayat yang lainnya, menjelakan bahwa kehidupan yang hakiki bagi seorang muslim adalah di akhirat kelak. Adapun dunia adalah tempat persinggahan sementara. Jika demikian, jadikanlah dunia ini sebagai sarana untuk mendapatkan kampung akhirat yang kekal abadi.
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mewujudkannya. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
0556288679

Tidak ada komentar:

Posting Komentar