Rabu, 28 Januari 2015

HASAD DI MATA AL-QURTHUBI

HASAD DI MATA AL-QURTHUBI

 
Ada beberapa untaian kalimat bagus al-Qurthubi berkaitan dengan hasad. Berikut di antaranya:

[1]. Jerih Payah Si Pendengki

وَقِيْلَ: اَلْحَاسِدُ لاَ يَنَالُ فِي الْمَجَالِسِ إِلاَّ نَدَامَةً، وَلاَ يَنَالُ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ إِلاَّ لَعْنَةً وَبَغْضَاءَ، وَلاَ يَنَالُ فِي الْخَلْوَةِ إِلاَّ جَزَعاً وَغَمّاً، وَلاَ يَنَالُ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ حُزْناً وَاحْتِرَاقاً، وَلاَ يَنَالُ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْداً وَمَقْتاً.

Dikatakan: orang hasad ketika di majelis tidak memperoleh apa-apa kecuali penyesalan, di sisi malaikat tidak mendapatkan apa-apa kecuali laknat dan kebencian, ketika menyendiri tidak merasakan melainkan keluh kesah dan kesedihan, di akhirat tidak mendapatkan melainkan kesedihan dan rasa panas, dan tidaklah ia mendapatkan dari Allah kecuali jarak yang semakin jauh dan kebencian.

[2]. Hasad Dosa Pertama Di Langit dan Di Bumi

وَالْحَسَدُ أَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ اللَّهُ بِهِ فِي السَّمَاءِ، وَأَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ بِهِ فِي الأَرْضِ، فَحَسَدَ إِبْلِيْسُ آدَمَ، وَحَسَدَ قَابِيْلُ هَابِيْلَ.

Hasad merupakan dosa pertama Allah didurhakai di langit dan dosa pertama Allah didurhakai di bumi, (di langit) Iblis hasad kepada Adam dan (di bumi) Qobil hasad kepada Habil.*

[3]. Menantang Allah

قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: بَارَزَ الْحَاسِدُ رَبَّهُ مِنْ خَمْسَةِ أَوْجُهٍ: أَحَدُهَا: أَنَّهُ أَبْغَضَ كُلَّ نِعْمَةٍ ظَهَرَتْ عَلَى غَيْرِهِ. وَثَانِيْهَا: أَنَّهُ سَاخِطٌ لِقِسْمَةِ رَبِّهِ، كَأَنَّهُ يَقُوْلُ: لِمَ قَسَمْتَ هَذِهِ الْقِسْمَةَ؟ وَثَالِثُهَا: أَنَّهُ ضَادَّ فِعْلَ اللهِ، أَيْ إِنَّ فَضْلَ اللهِ يُؤتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ، وَهُوَ يَبْخَلُ بِفَضْلِ اللهِ. وَرَابِعُهَا: أَنَّهُ خَذَلَ أَوْلِيَاءَ اللهِ، أَوْ يُرِيْدُ خِذْلاَنَهُمْ وَزَوَالَ النِّعْمَةِ عَنْهُمْ. وَخَامِسُهَا: أَنَّهُ أَعَانَ عَدُوَّهُ إِبْلِيْسَ.

Sebagian orang bijak berkata: Orang hasad menantang Rabb-nya dalam lima hal: pertama: ia membenci setiap kenikmatan yang ada pada selainnya. Kedua: ia membenci pembagian Rabb-nya, seakan-akan ia berkata: “mengapa Engkau membagi seperti ini?” ketiga: ia melawan keputusan Allah, yakni Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, tapi ia malah kikir akan karunia Allah. Keempat: ia mencampakkan para wali Allah, ia ingin meninggalkan mereka dan berharap nikmat itu hilang dari mereka. Kelima: ia menolong musuh Allah yakni Iblis (laknatullah ‘alaihi).

[4]. Musuh Bagi Nikmat Allah

Ketika menafsirkan surat al-Falaq beliau menutup tulisannya dengan perkataan:

وَجَعَلَ خَاتِمَةَ ذَلِكَ الْحَسَدَ تَنْبِيْهاً على عِظَمِهِ، وَكَثْرَةِ ضَرَرِهِ، وَالْحَاسِدُ عَدُوُّ نِعْمَةِ اللهِ.

Allah menjadikan penutup surat tersebut berkenaan dengan hasad sebagai peringatan akan dahsyatnya hasad dan begitu berbilang bahayanya. Dan orang yang hasad adalah musuh bagi nikmat Allah.

[al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, al-Qurthubi]

(*) Tentang penamaan anak Nabi Adam alaihissalam dengan Qobil dan Habil, telah dijelaskan oleh sebagian ulama bawa hal tersebut tidak ada dasarnya di dalam syariat Islam. Allahu a'lam.

Semoga Allah ta'ala menyelamatkan kita dari sifat buruk ini. Aamiin.

Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
0556288679

Tidak ada komentar:

Posting Komentar