⭐ SAHABAT BINTANG 5 ⭐
Saudaraku
yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Pernahkah
anda membeli sebotol air mineral di sebuah warung kaki lima atau warung pinggir
jalan?
Berapa harga
untuk 1 botol dari sebuah warung dipinggir jalan? Mungkin kisaran 2000 - 3000
rupiah.
Lalu
pernahkah kita membeli air mineral dengan volume yang sama di sebuah bandara?
Berapa harga yang harus kita bayar? Mungkin kisaran 10.000 rupiah.
Lalu
pernahkh kita membeli air mineral dengan volume yang sama di sebuah restoran
hotel bintang 5?
Berapa
harganya? Ternyata harganya melambung tinggi, mungkin kisaran 20.000 rupiah
untuk 1 buah air mineral dengan volume yang sama.
Yang jadi
pertanyaan lagi, apakah rasanya sama?
Ternyata
sama... botolnya pun sama...
Lalu apa
yang membuat harga air mineral tersebut melambung tinggi?
Jawabannya
adalah LINGKUNGAN.
Ketika air
mineral itu berada di kaki lima maka harganya pun kaki lima. Ketika air mineral
itu berada di sebuah bandara maka harganya pun harga bandara. Jika air mineral
berada di restoran bintang 5 maka harganya pun harga bintang lima.
Itulah
ilustrasi sederhana tentang betapa pentingnya lingkungan bagi seorang muslim.
Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang
itu di atas agama sahabatnya, maka perhatikanlah dengan siapa dia bersahabat
dan berteman akrab." (HR. Abu Daud no. 4883 dan Tirmidzi no. 2378. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Agama kita
di atas agama sahabat kita dan kita terpengaruh dengan lingkungan dan iman
orang-orang disekitar kehidupan kita.
Apabila
setiap hari kita bergaul dengan sahabat yang imannya kaki lima maka iman kita
pun akan kaki lima..
Dan apabila
setiap hari kita bergaul dengan sahabat yang imannya bintang lima maka iman
kita pun akan bintang lima..
Maka
perhatikan, dengan siapa dia bersahabat dan berteman akrab.
Sabda
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang lain:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Perumpamaan
teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk adalah seperti bergaul dengan
tukang minyak wangi atau bergaul dengan seorang pandai besi.
Adapun
bergaul dengan penjual minyak wangi maka ada 3 kemungkinan yang akan terjadi:
⑴ Dia menghadiahkan minyak wangi kepada dirimu,
⑵ Atau engkau membeli minyak wangi darinya lalu engkau
kenakan ditubuhmu,
⑶ Atau jika tidak mampu dari keduanya, setidaknya kita
mendapatkan aroma wangi darinya.
Adapun
bergaul dengan tukang pandai besi, maka kemungkinannya:
⑴ Percikan api akan mengenai bajumu dan akan
membakarnya,
⑵ Atau kita akan terkena bau yang tidak enak untuk
dihirup atau dirasakan darinya.
(HR. Bukhari
5534 dan Muslim 2628)
Inilah
ilustrasi yang diberikan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwa
seorang manusia adalah insan yang lemah.
Dan salah
satu bentuk kelemahannya adalah dia sangat terpengaruh dengan lingkungan.
Jika kita
ingin menaikkan iman dan memuncakkan iman kita serta ingin menjaga
keistiqamahannya maka bergaullah dengan sahabat-sahabat yang baik..
Bergaulah
dengan orang-orang yang selalu mengingatkan kita untuk selalu berdzikir kepada
Allāh..
Agar kita
senantiasa ruku' dan sujud kepada Allāh..
Agar kita
berusaha menjaga lapar dan dahaga dalam bingaki puasa kepada Allāh..
Jika kita
bertemu dengan orang seperti itu, maka jagalah hubungan baik dengannya..
Karena
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
إِنَّ مِنَ النَّاسِ نَاسًا مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ وَمَغَالِيْقَ لِلشَّرِّ
"Sesungguhnya
di antara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai kunci untuk
pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan." (HR. Ibnu Majah,
Al Baihaqi. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Karena ada
diantara manusia yang berfungsi seperti kunci untuk membuka pintu-pintu
kebaikan dan untuk mengunci pintu-pintu keburukan.
Saat
bersamanya, kita memiliki semangat keimanan yang tinggi dan gairah untuk
berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sungkan dan
takut untuk berbicara yang didalamnya ada unsur kemaksiatan,
Jika bertemu
dan mengetahui ada orang seperti itu, bergaullah dengan mereka, dekatkan diri
kita dengan mereka, isi hidup kita dengan bergaul dengan mereka.
Bukankah
yang membuat para shāhabat menjadi generasi terbaik adalah karena mereka
berinteraksi dengan Nabi kita Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam?
Mereka
bergaul dan menghabiskan waktu bersama manusia terbaik, manusia yang imannya
paling kokoh dan taqwanya yang paling memuncak.
Makanya
tidak heran, Nabi berkata:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِى ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ..
“Sebaik-baik
manusia adalah generasiku, kemudian setelah mereka dan setelah mereka lagi..”
(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Makanya
tidak heran, para tābi'īn menghabiskan waktu dan bergaul dengan para shāhabat,
dan para tābi'ut tabi'in bergaul bersama tābi'īn.
Saudaraku
yang dirahmati Allāh,
Betapa
banyak orang yang ingin berubah kepada kebenaran dan cahaya iman tapi ternyata
mereka gagal melakukannya.
Kenapa?
Karena
mereka tidak berani keluar dari lingkungan yang buruk dan penuh dengan
kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan...
Akhirnya
impian hanya tinggal impian. Dia tidak bisa memperbaiki kualitas hidupnya.
Dan betapa
banyak orang yang mendapatkan hidayah iman, secercah cahaya kebenaran dan
indahnya tauhid karena bergaul dengan orang yang bertauhid kepada Allāh dan
menghidupkan sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan semangat dalam
mengisi waktu dengan beribadah kepada Allāh Jalla wa 'Ala.
Jangan lupa,
ingatlah ilustrasi di awal pembicaraan kita,
Jika kita
bergaul dengan seorang yang imannya kaki lima maka kita akan mengikuti iman
tersebut.
Dan apabila
kita bergaul dan bersahabat dengan iman yang bintang lima maka in syā Allāh
kita akan lebih mudah memperbaiki diri kita, tentu saja dengan pertolongan,
taufiq dan hidayah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Semoga
nashihat ini bermanfaat.
[Ust. Nuzul
Dzikri, LC hafizhahullāh]
✏ Tim BiAS
📺 Sumber: https://youtu.be/F5D8Y6hO-dk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar