BERTEMU
KEMBALI DENGAN RAMADHĀN
من
جدّ وجد
"Barang
siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)"
من
صبر ظفر
"Barang
siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung"
من
سار على الدرب وصل
"Barang
siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)"
Bagaimana
kita mengaplikasikan 3 hal ini dalam Ramadhān, bahkan dalam seluruh kehidupan
kita?
PERTAMA
من
جدّ وجد
"Barang
siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)"
Kita
dituntut sungguh-sungguh dalam setiap perilaku kita, tapi itu tidak akan
terjadi kecuali kita punya niat & tujuan. Kesungguhan itu beriringan dengan
niat.
Dalil:
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari 'Umar
radhiyallāhu 'anhu, bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,
"Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allāh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau
karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia
hijrah." (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Ramadhān
sudah berkali-kali kita lalui, niat kita apa? Apa yang kita akan lakukan
dibulan Ramadhān?
Tiga tipe
orang dalam menghadapi Ramadhān:
❶ Menjadikan puasa Ramadhān sebagai tradisi.
❷ Menjadikan puasa Ramadhān hanya lahirnya saja, tidak
bathinnya. Puasa dari makan, minum dan jima' disiang hari tetapi tetap
melakukan perbuatan yang haram, berdusta dll sehingga puasanya tidak bernilai
sedikitpun walaupun sudah melakukan puasa Ramadhān puluhan kali.
Dalil:
Dari Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa
yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh
dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Hukum makan
& minum asalnya halal tetapi diharamkan dibulan Ramadhān. Adapun perbuatan
dusta & menipu sebelum Ramadhān sudah haram. Tetapi memasuki bulan
Ramadhān, yang haram dilakukan dan yang halal ditinggalkan. Ini tidak pas.
❸ Menjadikan puasanya lahir & bathin. Orang seperti
ini sudah menunggu-nunggu kedatangan bulan Ramadhān dan mempersiapkan segala
sesuatunya.
Apabila
puasanya bersungguh-sungguh dan niatnya benar, maka in syā Allāh apa yang ingin
dia inginkan akan tercapai. Jika dia ingin menjadi orang yang bertaqwa maka
akan tercapai.
Allāh Jalla
Jalāluh berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa."
(Al-Baqarah Ayat: 183)
Lihatlah
pada puasa-puasa anda selama ini, mengapa belum menjadi orang yang bertaqwa?
Karena siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan dapatkan.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allāh benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik." (Al-'Ankabūt 69)
Hidayah itu
tidak datang begitu saja tetapi harus ada usaha bagi hamba untuk menjemput
hidayah itu. Memang terkadang hidayah itu menyapa kita, tinggal bagaimana
kesiapan diri kita. Jika kita bersungguh-sungguh untuk meraih hidayah dan
ketaqwaan maka akan sukses.
Oleh karena
itu hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menghadapi bulan Ramadhān karena
ini urusan antara surga dan neraka.
Agar lebih
semangat untuk bersungguh-sungguh, pelajarilah imbalan pahala apa yang akan
didapatkan saat bulan Ramadhān. Dalam bulan Ramadhān ini banyak sekali
"hadiah" yang Allāh akan berikan;
• hadiah
pintu surga Ar-Rayyān
• hadiah akan
dihapuskan dosa-dosa
• dan masih
banyak yang lainnya.
Tapi
bersungguh-sungguh saja tidaklah cukup, butuh kesabaran.
KEDUA
من
صبر ظفر
"Barang
siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung"
Allāh
berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
"Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah 155)
Hanya yang
bersabar yang mendapatkan kabar gembira, yang bersungguh-sungguh akan Allāh
kasih jalan tetapi kesungguhan butuh kesabaran karena dalam kehidupan jalannya
tidak landai. Sebagaimana orang hidup bagaikan diatas perahu di atas laut,
terkadang datang ombak besar dan menemui batu karang.
Apapun
musibah yang kita hadapi, kita harus sabar, bahkan bulan Ramadhān disebut
"syahrush shabr" (bulan kesabaran) karena orang menahan makan, minum,
nafsu dan emosinya.
Kita
diajarkan untuk tidak makan yang haram dengan cara tidak makan yang halal di
bulan Ramadhān.
Dalil bahwa
surga diberikan untuk orang-orang yang bersabar:
❶ Al-Mu'minūn 111
إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا
"Sesungguhnya
Aku memberikan imbalan mereka hari ini (hari dipadang Mahsyar) karena kesabaran
mereka."
❷ Al-Furqān 75
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
"Mereka
itu akan diberi kamar/bangunan yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka,
dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam
❸ Al-Qashāsh 54
أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا
"Mereka
itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka."
❹ Al-Insān 12
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
"Dan
Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan
(pakaian) sutera."
Sabar adalah
menjaga diri kita dari menolak taqdir Allāh.
❺ Al-A'raf 137
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ بِمَا صَبَرُوا۟ ۖ َ
"Dan
telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil
disebabkan kesabaran mereka."
الصبر كالصبر مر في مذاقه # لكن عواقبه أحلى من العسل
Sabar
bagaikan jadam pahit rasanya # Namun hasil/akibatnya lebih manis dari madu
KETIGA
من
سار على الدرب وصل
"Barang
siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)"
Banyak orang
sudah bersungguh-sungguh puasa dan bersabar tapi tidak sampai-sampai kepada
ketaqwaan, berarti puasanya masih salah, tidak sesuai tuntunan Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Yang
diketahuinya hanyalah "Tidurnya orang puasa adalah ibadah"
Maka perlu
ilmu tentang puasa, apakah sunnah-sunnah puasa, wajib-wajib puasa dan lainnya.
Programkanlah
Ramadhān, ingin apa 1 bulan ini, misal:
√ ingin
khatam Al-Qurān 5 kali
√ i'tikaf di
10 hari terakhir
√ mencari
lailatul qadr
------------------------------
Pertanyaan 1
Bagaimana
i'tikaf yang sempurna?
Jawaban:
I'tikaf yang
sempurna adalah sejak malam 21 sampai adzan maghrib 1 Syawwal, full ibadah di
masjid. Jika tidak bisa karena kerja, misal i'tikaf malam ganjil sejak habis
maghrib sampai shubuh.
Imam Syāfi'i
menjelaskan bagaimana bersungguh-sungguh ibadah di malam Lailatul Qadr adalah
sejak malam beribadah sampai pagi harinya sebelum matahari terbit, jangan tidur
karena ada pahala umrah dan haji yaitu shalat Isyraq, jangan setelah shalat
Shubuh langsung tidur.
----------
Pertanyaan 2
Bagaimana
jika memotivasi anak dengan hadiah?
Jawaban:
Tidak
mengapa karena aslinya anak ghairu mukallaf (belum dibebani syari'at) karena
anak-anak keimanannya mungkin belum sempurna seperti orang dewasa, dimana orang
dewasa sudah percaya adanya surga dan neraka.
----------
Pertanyaan 3
Bagaimana
dengan pernyataan "Puasa jangan seperti puasanya pedagang tapi benar-benar
mengharap ridha & wajah Allāh dan jangan karena takut Neraka atau mengharap
surga"?
Jawaban:
Allāh selalu
memberi iming-iming surga dan mengancam dengan neraka. Hal ini tidak
bertentangan, karena kita juga masuk surga hanya karena rahmat dan ridha Allāh.
[Ust. Dr.
Syafiq Riza Basalamah, LC, MA]
Video Source | https://youtu.be/ZF05wfGToME
Video Source | https://youtu.be/ZF05wfGToME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar