· BAGAIKAN
SEBUAH CERMIN ·
Ketika anda
berdiri dihadapan cermin, apa yang anda lakukan?
Anda bisa
melihat kekurangan-kekurangan, membersihkan muka dari kotoran-kotoran yang menempel
dimuka...
Ketika anda
bercermin, anda bisa memperbaiki penampilan anda, memperbaiki baju, menyisir
rambut, merapihkan kumis, dan seterusnya...
Bahkan
terkadang anda melakukannya berkali-kali melihat ke cermin, hanya sekedar
melihat diri anda sebelum pergi...
Tahukah anda
wahai saat saudaraku, bahwa dalam kehidupan ini, kita adalah sebuah cermin...
ya, saya, anda, kita...
Nabi kita
Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ الْمُؤْمِنِ
"Seorang
mu'min merupakan cermin bagi saudara mu'min yang lain."
(HR. Imām
Bukhari dalam kitab Adabul Mufrād dan Imam Bayhaqi dalam Syu'abul Imān, hadits
hasan)
Bagaimana
bisa seorang mu'min menjadi cermin mu'min yang lain?
Padahal
cermin adalah tempat kita membersihkan wajah kita dari kotoran, jadi cermin itu
akan memperlihatkan kepada kita kotoran-kotoran...
Sebenarnya
begitu juga antara kita dengan saudara kita, hendaknya kita bisa saling
mengingatkan...
Ini adalah
permisalan yang agung dan sangat menakjubkan tentang nashihat-menashihati...
Seorang
mu'min, dengan tulus, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan apa-apa akan
menunjukkan kepada kita kesalahan dan kekurangan saudaranya sesama mu'min..
Cermin,
bukan hanya sekedar memberitahukan dimana letak kekurangan, kesalahan atau
kotoran yang menempel diwajah...
Tetapi
cermin juga menjadi tempat kita untuk memperbaiki diri...
Demikian
juga kita sebagai seorang mu'min, seharusnya kita semua, anda dan saya bisa
merupakan tempat untuk memperbaiki diri..
Cermin, saat
anda berdiri lalu pergi meninggalkannya, dia tidak pernah mengingat-ingat
kembali aib, cacat atau kotoran yang ada padamu...
Saat kau
kembali ke cermin itu, dia sudah tidak menampakkan kotoran yang ada padamu,
sudah hilang...
Bahkan jika
oranglain setelah anda berdiri memakai cermin itu, dia tidak akan pernah
bercerita bagaimana kamu dan apa kotoranmu...
Dia tidak
akan bercerita "Si fulan seperti ini dan itu."
Begitupulalah
kita sebagai seorang muslim...
Kita tahu
saudara kita keliru, kita tahu saudara kita salah, kita tahu saudara kita punya
aib...
Lalu kita
ingatkan, kita nashihati, dan tidak perlu menceritakan kepada muslim yang lain,
cukup hanya anda yang tahu, simpan aib-aib saudara kita...
Cermin,
tidak pernah mengingatkan seseorang dihadapan banyak orang, dia tidak pernah
mengingatkan seseorang dengan keras atau kasar...
Dia
mengingatkan dengan lembut dan tidak berteriak-teriak, hanya antara engkau dan
cermin...
Begitu
seharusnya kita memberi nashihat kepada saudara kita sesama muslim, dengan
lembut, santun dan rahasia, tidak perlu oranglain tahu karena kita hanya
mengharap balasan & pahala dari Allāh 'Azza Wa Jalla dan menginginkan agar
saudara kita itu berubah...
Jadi,
manusia tidak bisa lepas dari cermin.
Bahkan
kebanyakan wanita kemana-mana membawa cermin. Kadang kalau tidak membawa cermin
maka sebagian wanita bercermin dikaca-kaca mobil oranglain...sampai seperti itu
kebutuhan seseorang terhadap cermin...
Kita juga
begitu, kita membutuhkan saudara kita untuk memperbaiki diri kita...
'Abdullāh
Ibnu 'Umar berkata:
رحم
الله امرئٍ أهدى إلى عيوبي
"Semoga
Allāh merahmati orang yang menunjukkan kepadaku aib-aib dan kekuranganku."
Terima kasih
saudaraku, engkau telah mengingatkan aku... jazākumullāhu khairan, wahai
saudaraku...
Cermin,
semakin bening dan bersih dia, maka semakin jelas memperlihatkan aib,
noda-noda, kekurangan diri yang ada pada diri kita...
Semakin
mudah kita untuk memperbaikinya...
Begitu juga
seorang mu'min, semakin bersih hatinya... semakin tulus dia dalam mencintai
saudaranya dalam menashihatinya. Maka dia semakin berguna bagi saudaranya untuk
memperbaiki diri...
Cermin itu
sangat peka, wahai saudaraku...
Sangat halus
perasaannya, sekecil apapun kesalahan dia akan memperlihatkannya...
Dan diapun
mudah pecah, maka harus kita jaga dan kita rawat...
Begitulah
persaudaraan kita sesama mu'min, harus kita rawat dan kita jaga...jangan sampai
retak apalagi pecah?
Mari, saya
menjadi cermin untuk anda dan anda menjadi cermin untuk saya...
Mari kita
menjadi cermin satu dengan yang lainnya, sehingga ukhuwah islamiyyah kita
semakin kokoh...
Sehingga
kita bisa berjalan bersama-sama, menempuh jalan yang telah ditempuh oleh
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
[Ust. Abu
Zubair Hawary, LC]
📹 Sumber: https://youtu.be/tC2fgAVM2SM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar