Selasa, 31 Maret 2015

DISAAT SEMUA BERPALING

DISAAT SEMUA BERPALING

Disaat engkau mengetuk pintu kebaikan manusia, namun mereka tak mengacuhkanmu,

Disaat engkau percaya pada seseorang, namun dia mengkhianantimu,

Disaat engkau berharap pada seseorang yang kau anggap bisa diharapkan, namun ternyata ia mengecewakanmu,

Maka disaat itulah Allah ingin agar engkau kembali dan hanya berharap kepada-Nya saja.

Bila Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menghadapkan wajahnya pada Allah. Orang-orang yang paling bahagia di dunia, adalah orang yang menautkan hatinya pada Allah. Dirinya yakin bahwa jalan keluar dari berbagai kesulitan akan datang dari Allah.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. “ (An-Nisa:125)

Ketika manusia menghinamu, ketahuilah bahwa mereka tidak dapat membuat engkau mulia atau hina. Ketika engkau memelas kepada manusia namun mereka mengejekmu , Maka ketahuilah bahwa mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudharat padamu.

Jika musibah dan hinaan manusia begitu hebatnya, Maka ketahuilah bahwa engkau memiliki Allah yang tidak akan pernah mengecewakanmu, engkau memiliki Allah yang mendengar segala keluh-kesahmu, engkau memiliki Allah yang maha Mengetahui segala yang yang tersembunyi, engkau memiliki Allah yang menunjukkan kasih sayang-Nya padamu. Dia suka saat engkau meminta pada-Nya.

“Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah ada tuhan selain Allah?...” (An-Naml:62)

“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (Al-Anbiya : 83)

“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. “ (Al-Anbiya : 84)

Tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya, kecuali Allah memberinya satu dari dua perkara:Jika Allah mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat, maka Dia akan mengangkatnya segera. Dan jika Allah mengetahui bahwa kesulitan tersebut belum saatnya diangkat, maka Allah akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan pada takdir-Nya. Sehingga dia merasakan musibah itu bagai nikmat yang harus disyukuri. Dan derajatnyapun ditinggikan. Saat musibah menimpa, justeru saat itu adalah saat yang tepat untuk menyepi dengan Allah, membiarkan diri hanyut terbawa dalam lautan munajat.

Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya mengeluh pada Allah, bukan pada maunisa, Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya yakin kepada Allah bukan pada fulan dan fulan.

Tujuan dari ujian adalah agar engkau lari menuju Allah...

Tujuan dari ujian adalah agar seorang hamba hanya mengadu pada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.

(Disarikan dari taujihat Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As- Syinqity -hafidzahullah-)

________________

Madinah 01-06-1436 H

✏ Ditulis oleh Ustadz Aan Candra Thalib حفظه الله تعالى

••••••••• (*) @>-- (*) •••••••••

Kamis, 19 Maret 2015

DI ANTARA BAHAYA RIBA

DI ANTARA BAHAYA RIBA

 

Mengingat muamalah yang mengandung riba dewasa ini semakin menjamur di tengah masyarakat kita, maka sangat penting bagi kita untuk mengetahui beberapa bahaya riba. Dengan harapan semoga kita dimudahkan untuk benar-benar menjauhi riba dengan segala macam jenisnya. Wa billahit-taufiq.

☆ Berikut di antara bahaya riba:

1. Merupakan kemaksiatan kepada Allah dan rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
2. Sedekah pelaku riba tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
3. Doa pelaku riba tidak akan dikabulkan oleh-Nya.
4. Diangkatnya keberkahan pada umur dan usaha pelaku riba.
5. Menyebabkan hati semakin keras dan kian jauh dari kebaikan.
6. Akan terhalang dari berbagai macam kebaikan.
7. Merupakan kezaliman terhadap sesama manusia, dan kezaliman merupakan kegelapan pada hari kiamat.
8. Menyebabkan kerugian di tengah masyarakat.
9. Merupakan jalan bagi negara kafir merusak negara Islam.
10. Riba termasuk dosa besar yang dapat membinasakan.
11. Makan riba termasuk sebab diperangi oleh Allah dan rasul-Nya.
12. Mendatangkan laknat Allah bagi pelaku riba.
13. Sebagian ulama menjelaskan, pelaku riba yang sudah mengetahui keharamannya namun tidak mau bertaubat darinya, hukumannya adalah dipenggal lehernya.
14. Makan harta riba menyebabkan su’ul khotimah (kesudahan yang buruk).
15. Pada hari kiamat, pelaku riba bangkit dari kuburnya bagaikan orang gila.
16. Pelaku riba yang meninggal dunia dan belum bertaubat darinya diancam dengan neraka.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk benar-benar meninggalkan riba. Aamiin.

[adz-Dzikro bi Khathar ar-Riba, Abdullah al-Qushoyyir]

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

Rabu, 18 Maret 2015

Tulisan Arab Sehari-hari (bag 1-2)

Tulisan Arab Sehari-hari (bag 1-2)

Silakan di-save ke auto text. Sekaligus sbg koreksi bila tulisannya selama ini keliru.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلّهِ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

سُبْحَانَ اللّهِ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّهُ
اَللّهُ أَكْبَرُ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّهِ
مَا شَاءَ اللّهُ
إِنْ شَاءَ اللّهُ
أَسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظِيْمَ
إِنَّا لِلّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

سبحانه وتعالى
صلى اللّه عليه وسلم

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

1- كَيْفَ حَالُك ؟
1. Apa kabar anda?
أَنَا بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ
Kabar sy baik. Walhamdulillah.

2- بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
2. Smg اللّه memberkahi anda
وَ فِيْك بَارَكَ اللَّهُ
Dan smg anda juga diberkahi اللّه.

3- أَحْسَنَ اللّهُ إِلَيْك
3. Smg اللّه memberikan kebaikan utk anda
وَ أَنْت كَذَلِك
Smg demikian pula dg anda.

4- جَزَاك اللّهُ خَيْرًا
4. Smg اللّه membalas kebaikan anda dg yg lbh baik
وَ جَزَاك اللّهُ خَيْرًا atau وَ إِيَّاك atau وَ اَنْت فَجَزَاك اللّهُ خَيْرًا
Dan smg اللّه juga membalas kebaikan anda dg yg lbh baik; atau
Smg demikian pula dg anda.

5- شُكْرًا جَزِيْلاً / كَثِيْرًا
5. Terima kasih banyak.
عَفْوًا. » sama2
[Catt. Jk tdk sbg jwbn atas شُكْرًا mk عَفْوًا bermakna "maaf"]

* Doa ketika hujan:
اَللّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Arti: Ya Allah, curahkanlah hujan yg bermanfaat (bagi kami).

* Doa stlh hujan:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللّهِ وَرَحْمَتِهِ
Arti: Kita dicurahi hujan krn karunia dan rahmat Allah.

* Doa mhn kesembuhan:
اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اِشْفِ وَ أَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
“Wahai Rabb seluruh manusia, Yang Maha menghilangkan penyakit, sembuhkanlah dia. Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan; tiada yg menyembuhkan kec Engkau; kesembuhan yg tdk meninggalkan penyakit

KEUTAMAAN TIDAK MEMINTA DIRUQYAH

KEUTAMAAN TIDAK MEMINTA DIRUQYAH

 

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِيْ سَبْعُوْنَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ. قَالُوْا: مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ: هُمْ الَّذِيْنَ لاَ يَسْتَرْقُوْنَ وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ وَلاَ يَكْتَوُوْنَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

Ada tujuh puluh ribu dari umatku yang akan masuk surga tanpa hisab. Para Sahabat bertanya: Siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang tidak minta untuk diruqyah, tidak merasa pesimis (sial) dengan sesuatu, tidak minta pengobatan dengan kay (besi yang dipanaskan), dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Syaikh Shalih Alu Syaikh -seorang ulama Arab Saudi- berkata: Sabda beliau, ‘tidak minta untuk diruqyah‘ menunjukkan bahwa yang sempurna adalah jangan dijadikan minta ruqyah sebagai kebiasaan seseorang, namun hendaknya ia meruqyah dirinya sendiri. Kalau tidak, ia menunggu hingga ada orang lain yang meruqyahnya.”

Meminta ruqyah tidaklah dilarang secara mutlak. Hanya saja dia akan tersisihkan dari golongan orang-orang yang masuk surga tanpa adzab dan hisab. Siapakah yang ingin masuk surga tanpa adzab dan hisab? Tentu kita semua menginginkannya.

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa orang yang tidak meminta untuk diruqyah termasuk ke dalam golongan tersebut karena beberapa alasan berikut:
1). Kuatnya diri mereka dalam menyandarkan (tawakal) diri kepada Allah ta’ala.
2). Kemuliaan diri mereka karena tidak merendahkan diri kepada selain Allah.
3). Orang yang minta untuk diruqyah telah bergantung kepada selain Allah.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kita dari kejahatan makhluk-Nya. Aamiin.

[al-Qoul al-Mufid Syarh Kitab at-Tauhid, Muhammad bin Saleh al-Utsaimin]

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

BUAH DARI AKIDAH YANG LURUS

BUAH DARI AKIDAH YANG LURUS

 

Bila seorang muslim sudah benar-benar lurus akidahnya maka dia akan menjaga lisannya. Bila seorang muslim benar-benar baik akidahnya niscaya ia akan memuliakan tetangganya dan tidak menyakitinya. Bila ia benar-benar baik keyakinannya maka ia akan memuliakan tamunya. Dengan kata lain, bila ia benar-benar sudah baik akidahnya, maka akan semakin baik pula akhlaknya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan hubungan erat antara keimanan kepada Allah dan hari akhir -dan ini perkara akidah- dengan menjaga lisan, memuliakan tetangga dan tamu -dan ini merupakan akhlak mulia-. Dari sini kita mengetahui bahwa adanya akidah yang kuat dalam jiwa, maka akan membuahkan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, hendaknya kita menjadikan hadis ini sebagai nasihat bagi kita semua, sebagai barometer untuk mengukur apakah keyakinan, akidah atau keimanan kita sudah benar-benar kuat dan sudah terwujudkan dalam bentuk akhlak mulia. Sebab akidah yang lurus akan membuatkan akhlak yang lurus pula.

Semoga dimudahkan untuk menggapai akidah lurus yang dapat membuahkan akhlak yang mulia.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

DOA PEMBERSIH JIWA

DOA PEMBERSIH JIWA

 

Ketika mendengarkan beberapa ceramah seorang Syaikh dari Madinah beberapa tahun lalu, telinga ini berkenalan dengan sebuah doa yang beberapa kali diucapkan oleh lisannya. Tatkala mendengarkan kajian seorang Ustadz dari Indonesia beberapa tahun lalu, doa ini semakin tak asing di telinga. Setelah itu, Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kemudahan untuk menghafalkannya. Dan Alhamdulillah, semoga bisa terus istiqomah berdoa dengannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا.

Ya Allah, berikanlah ketakwaan bagi jiwaku dan sucikanlah ia, sebab Engkau-lah sebaik-baik Zat yang dapat menyucikannya, Engkau-lah Maha Pelindung dan Pemeliharanya. (HR. Muslim no. 2722)

Doa tersebut merupakan doa untuk penyucian jiwa (tazkiyatun-nufuus). Selain menuntut ilmu agar mengetahui mana kebaikan dan mana keburukan dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga jiwa, hendaknya lisan kita tak lelah memanjatkan doa tersebut kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Maka itu hendaknya kita menghafalkannya dan menerapkan doa ini dalam kehidupan sehari-hari kita.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala membersihkan jiwa kita dari berbagai macam noda maksiat yang dapat mengotorinya, dan semoga Dia senantiasa menjaga kebersihannya. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

DISEBUT ALLAH

DISEBUT ALLAH

 

Akan begitu indah dunia ini bila kita disebut dengan kebaikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Haru, sedih, senang, bahagia dan sederet rasa indah lainnya berkecamuk di dalam dada. Hal inilah yang pernah dirasakan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat mulia.

عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِيْ أَنْ أُقْرِئَكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: أَاللَّهُ سَمَّانِيْ لَكَ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: وَقَدْ ذُكِرْتُ عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ.

Dari Qotadah, dari Anas bin Malik bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Ubay bin Ka’ab: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan aku untuk membacakan al-Qur’an kepadamu.” Ubay bertanya: “Apakah Allah menyebut namaku kepadamu?” Beliau menjawab: “Iya.” Ia kembali bertanya: “Sungguh aku telah disebut di sisi Rabb alam semesta?” Beliau menjawab: “Iya.” Akhirnya Ubay-pun menangis.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Saudaraku, itu kenangan manis Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu dengan Rabb-nya. Lantas, apakah engkau menginginkan kenangan manis bersama-Nya, disebut dengan kebaikan oleh-Nya? Perhatikanlah wejangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini.  

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ.

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), mereka membaca al-Qur’an dan saling mengajarkannya di antara mereka, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan mengitari mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Saudaraku, bila engkau ingin disebut dengan kebaikan oleh-Nya, maka hadirilah majelis ilmu. Majelis yang disampaikan di dalamnya firman Allah dan sabda Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Majelis yang mengajarkan bagaimana kita bertakwa dan beribadah dengan benar kepada Allah ta’ala.

Mulailah dari sekarang untuk menghadirinya sebelum diri kita terhalang darinya. Hadirilah ia barang sejenak, semoga hal itu menjadi pintu kebaikan bagi kita. Dan bagi yang sudah rutin menghadirinya, mohonlah kepada Allah agar dapat istiqomah untuk bergabung di dalamnya. Dengan menghadirinya, semoga Allah benar-benar menyebut anda. Sebuah kenangan manis yang akan menjadi saksi kebaikan bagi siapa saja yang menghadirinya di hari kiamat kelak di hadapan Allah ta’ala.

“Mari, sesaat kita menambah iman di majelis ilmu.” Semoga Allah meringankan langkah kita untuk menghadiri majelis ilmu dan semoga kita dimudahkan untuk mengambil banyak faedah darinya. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA

Sabtu, 14 Maret 2015

JIKA_DATANG_PRIA_MELAMARMU

#JIKA_DATANG_PRIA_MELAMARMU …

Jangan katakan: Hartanya dan ketampanannya …
Jangan pula katakan: Profesinya, rumahnya, dan gelarnya …
Namun katakanlah : Agamanya dan akhlaqnya!
~*~*~*~*~*~*~*~*~

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“(wahai para Ayah) Jika datang kepada kalian (untuk melamar), seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaqnya, maka maka nikahkanlah dia, jika tidak, maka akan terjadi cobaan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
(Hadits dihasankan oleh Syaikh Al-Albaany)
~*~*~*~*~*~*~*~*~

Seorang muslim melamar seorang muslimah yang istiqamah (komitmen dengan ajaran islam)
Sedangkan sang pria TIDAK komitmen …
Sang wanita MAU menikah dengannya …

Sang wanita tadi berkata: “Mudah-mudahan Allah akan memberinya hidayah dengan sebab aku!”

Ini adalah perbuatan “menunggu sesuatu yang tak pasti”
Yang kita lihat di hadapan kita adalah : “dia bukan orang yang komitmen”

Jika sang wanita berkata:
“Mudah-mudahan Allah akan memberinya hidayah dengan sebab aku!”

Maka kita katakan pada sang wanita:
Namun bisa jadi engkau yang akan ‘tersesat’ dengan sebab dia, dan itu semua mungkin terjadi!

Dan “tersesatnya” engkau dengan sebab dia itu LEBIH MUNGKIN terjadi daripada dia akan diberi hidayah dengan sebab engkau …
Karena biasanya, pengaruh pria terhadap wanita itu lebih besar daripada pengaruh wanita terhadap pria!

Betapa banyak suami yang menyeret istrinya agar mengikuti keinginan sang suami …
Sampai sang suami dapat membuat istrinya melakukan apa yang diinginkan sang suami, padahal sang istri tak ingin melakukannya …
Ini adalah hal yang biasa dan banyak terjadi …

Yang terpenting bagiku adalah:
Kita mengetahui bahwa seseorang itu diberi tanggung jawab sesuai dengan apa yang terlihat, bukan dengan apa yang dinanti (bukan dengan apa yang belum terjadi –pen).

(Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Fath Dzi Al-Jalaal wa Al-Ikraam Syarh Buluugh Al-Maraam”, 4/519)

~*~*~*~*~*~*~*~*~

Facebook :
Arfah Ummu Faynan
https://www.facebook.com/arfah.ummufaynan

Instagram :
@arfah_ummu_faynan
https://instagram.com/p/0KuUpvL3Zp/

Blog :
http://abufaynan.blogspot.com/…/…/sekufu-dalam-komitmen.html

DI ANTARA GAMBARAN DURHAKA

DI ANTARA GAMBARAN DURHAKA

 

Ada sebuah pelajaran penting dari sebuah percakapan ringan antara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan para sahabatnya radhiyallahu 'anhum. Berikut riwayatnya:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ: النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنَ الْكَبَائِرِ أَنْ يَشْتِمَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، وَهَلْ يَشْتِمُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَشْتُمُ أَبَاهُ وَيَشْتُمُ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ.

Dari Abdullah bin ‘Amr ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Termasuk DOSA BESAR seorang mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah sampai hati seorang anak mencela kedua orang tuanya?” Beliau menjawab: “Iya, seorang memaki ayah orang lain lalu orang itu mencela ayahnya, dan ia mencela ibu orang lain lalu orang itu juga memaki ibunya.” (Hadis sahih riwayat at-Tirmidzi)

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah sampai hati seorang anak mencela kedua orang tuanya?” mengapa mereka bertanya demikian? Sebab fitrah baik manusia tak sampai hati mengalamatkan tutur kata buruk kepada kedua orang tua. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa maksudnya ia tidak melakukan hal itu secara langsung kepada orang tua, namun ia menjadi penyebab orang tua mendapatkan makian, sehingga itu sama halnya dengan memaki dan mencela orang tua, dan ini termasuk DOSA BESAR.

Itu cerita dulu. Sekarang beda. Seorang anak tega memaki-maki orang tuanya, menatap tajam mata mereka, menghina, menghujat, mencela, berbicara dengan keras dan kasar, dan sampai hati menghujam sederet suara buruk lainnya. Bahkan, ada seorang anak yang tega hingga memukul orang tuanya. Itu saja? Tidak. Lebih dari itu, hingga sampai tega menghabisi nyawa orang tuanya. Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah, hanya kepada Allah semata kita memohon pertolongan.

Saudaraku, jika kita pernah melakukan salah satu dari hal tidak baik tersebut, hendaknya kita bersegera meminta maaf kepada orang tua dan mengganti keburukan yang pernah dilakukan dengan kebaikan, hingga mereka benar-benar ridha dengan kita dan kita benar-benar menjadi anak yang berbakti kepada mereka. Sehingga, semoga pintu surga Allah subhanahu wa ta'ala terbuka lebar di hadapan kita.

Semoga kita semua dimudahkan untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
================
�� [ 23/05/1436 H ]

Rabu, 11 Maret 2015

SIAPA NAMA MEREKA? (sahabat nabi)

SIAPA NAMA MEREKA?

 

Pada kesempatan kali ini kita akan berkenalan dengan beberapa sahabat radhiyallahu 'anhum. Kami akan sampaikan dengan medote tanya jawab dengan menyebutkan kunyah-nya di baris pertanyaan lalu disusul dengan namanya di baris jawaban. Silakan dijawab, lalu diperhatikan jawabannya. Dari sini kita dapat mengetahui pengetahuan kita terhadap nama beberapa sahabat Nabi shallallahu alaiahi wa sallam. Semoga bermanfaat.

☆ [I]. PERTANYAAN:

Siapakah nama mereka?

1. Abu Hurairah ad-Dausiy
2. Abu Bakr ash-Shiddiq
3. Abu Quhafah (ayah Abu Bakr ash-Shiddiq)
4. Abu Dzarr al-Ghiffariy
5. Abu Musa al-Asy’ariy
6. Abu Ayyub al-Anshariy
7. Abu Sufyan (ayah Mu’awiyah)
8. Abu Mas’ud (bukan Ibnu Mas’ud)
9. Ummu Ayman
10. Ummu Salamah (Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) radhiyallahu ‘anhum ajma’iin

☆ [II]. JAWABAN:

Berikut nama mereka:

1. Abdurrahman bin Shakr
2. Abdullah bin Abi Quhafah
3. Utsman bin Amir
4. Jundub bin Junadah
5. Abdullah bin Qais
6. Khalid bin Zaid
7. Shakr bin Harb
8. ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshariy
9. Barokah binti Tsa’labah
10. Hindun binti Abu Umayyah radhiyallahu ‘anhum ajma’iin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 19/05/1436 H ]

DI ANTARA ADAB BERSEDEKAH

DI ANTARA ADAB BERSEDEKAH

 

Bersedekah dengan harta merupakan karunia yang Allah ta’ala berikan kepada sebagian hamba-Nya yang tidak bisa diamalkan oleh sebagian yang lain. Maka itu, hendaknya bersyukur seorang hamba yang Allah telah bukakan pintu sedekah sebagai ibadah baginya. Dan bagi siapa yang ingin bersedekah hendaknya diperhatikan beberapa adab berikut. Semoga bermanfaat.

◆ [1]. Ikhlas dalam bersedekah hanya memohon keridhaan Allah semata. Sebab ibadah tidak akan diterima Allah ta’ala kecuali bila didasari (1). keikhlasan dan (2). sesuai dengan contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

◆ [2]. Sedekah dikeluarkan dari usaha yang halal lagi baik.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً.

Sesungguhnya Allah ta’ala Maha Baik, tidaklah Dia menerima kecuali yang baik-baik saja. (HR. Muslim)

◆ [3]. Mencari-cari orang yang berhak mendapatkan sedekah, tidak menunggu mereka datang meminta. Hal ini berarti menjaga kehormatan mereka agar tidak meminta-minta di hadapan manusia.

◆ [4]. Mengeluarkan harta yang baik lagi bagus.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوْا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيْهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ.

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. al-Baqarah: 267)

◆ [5]. Bersedekah dari harta yang disukai. Entah berupa uang, makanan, pakaian dan sebagainya. Dengan demikian insya Allah dia akan mendapatkan pahala melimpah dari Allah ta’ala.

Firman-Nya:

لَنْ تَنَالُوْا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ.

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. (QS. Ali Imran: 92)

◆ [6]. Tidak membatalkan sedekah dengan mengungkit-ungkitnya atau menyakiti hati si penerima.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima). (QS. al-Baqarah: 264) 

◆ [7]. Tidak melihat dirinya telah berjasa dengan sedekah yang telah ia berikan kepada si penerima. Namun hendaknya ia melihat bahwa karunia hanya milik Allah semata yang telah memberikan harta tersebut kepadanya, dan memudahkan dirinya untuk bersedekah kepada orang lain. Hendanya ia banyak-banyak bersyukur kepada Allah atas taufik dari-Nya tersebut.

◆ [8]. Lebih mengutamakan sanak saudara yang membutuhkan. Bila ia melakukan hal ini maka ia akan mendapatkan dua pahala; pahala sedekah dan pahala menyambung silaturahmi.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِيْ الرحم اِثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ.

Sesungguhnya bersedekah kepada orang miskin bernilai sedekah, sedangkan bersedekah kepada kerabat bernilai dua; sedekah dan menyambung silaturahmi. (Hadis Sahih riwayat Ahmad, an-Nasa-i, dll)

◆ [9]. Menyembunyikan sedekah kecuali bila ada manfaat dari mengeluarkannya secara terang-terangan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنْ تُبْدُوْا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ.

Jika kamu menampakkan sedekah, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. (QS. al-Baqarah: 271)

Di antara faidah bersedekah secara terang-terangan, agar orang-orang mengikuti dirinya untuk bersedekah atau mengingatkan orang lain akan pentingnya bersedekah. Bila seseorang menjadi panutan dan dicontoh oleh orang lain, maka bersedekah dengan terang-terangan lebih baik baginya. Dan hendaknya ia tetap berusaha menjaga keikhlasan dan menjauhkan riya’ dari dirinya. Bila seseorang khawatir riya’ maka hendaknya ia menyembunyikan sedekahnya dan tidak mengerjakannya secara terang-terangan. Allahu a’lam.

◆ [10]. Tidak meminta kembali sedekah yang telah diberikan. Hal ini tidak diperbolehkan di dalam Islam sekaligus merupakan kehinaan bagi diri orang yang bersedekah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan:

مَثَلُ الَّذِيْ يَرْجِعُ فِي صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَعُوْدُ فِي قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ.

Perumpamaan orang yang mengambil kembali sedekahnya bagaikan seorang anjing, ia muntah kemudian ia mengambil kembali lagi kemuntahan itu lalu memakannya. (HR. Muslim)

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bekal bagi siapa saja yang akan bersedekah. Semoga Allah memberkahi umur, keluarga dan harta kita semua. Aamiin.

[Mausuu'ah al-Aadaab al-Islaamiyyah, Abdul Aziz Nada]

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
===================
�� [ 14/05/1436 H ]

KEUTAMAAN MEMBELA KEHORMATAN SEORANG MUSLIM

KEUTAMAAN MEMBELA KEHORMATAN SEORANG MUSLIM

 

Saudaraku, sudikah engkau bila mendengar saudaramu sesama muslim digunjing? Relakah engkau bila ia dijelek-jelekkan di hadapanmu?! Bila hal tersebut terjadi, hendaknya engkau membela kehormatannya, semoga Allah menjauhkan dirimu dari api neraka.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيْهِ بِالْغَيْبَةِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ.

“Barang siapa membela kehormatan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, maka menjadi hak bagi Allah untuk memerdekakannya dari api neraka.” (Sahih riwayat Ahmad)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ كَانَ لَهُ حِجَاباً مِنَ النَّارِ.

“Barang siapa yang membela kehormatan saudaranya, niscaya hal tersebut akan menjadi penghalang baginya dari neraka.” (Sahih riwayat al-Baihaqi)

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah! Sudah sepatutnya bagi siapa yang mendengar seorang muslim digunjing untuk membelanya dan melarang orang yang menggunjingnya. Bila tidak mempan dengan perkataan maka hendaknya ia mencegahnya dengan perbuatan. Bila tidak mempan juga dengan tangan atau lisan maka hendaknya ia meninggalkan duduk-duduk bersamanya.” (Aafaatul Lisan, Sa’id al-Qahthani, hal. 17)

Al-Munawi rahimahullah menuturkan: “Hal tersebut, sebab kehormatan seorang muslim bagaikan darahnya. Maka barang siapa yang mengkoyaknya, seakan-akan ia mengguyurkan darahnya. Dan barang siapa menjaga kehormatannya, seakan-akan ia menjaga darahnya. Sehingga ia dibalas dengan dijaga dari api neraka pada hari kiamat, sekiranya ia berhak masuk neraka. Bila tidak, maka hal itu akan semakin meninggikan derajatnya di akhirat kelak, yakni di surga.” (Faidhul Qadiir, jilid 6, hal. 135-136)

Semoga kita dimudahkan untuk senantiasa menjaga dan membela kehormatan saudara kita sesama muslim. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonsia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
=================
�� [ 13/05/1436 H ]

MUKMIN ITU

MUKMIN ITU ...

 

Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan beberapa sifat seorang yang benar-benar beriman kepada-Nya, di antaranya ialah sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah berikut ini.

Allah ta’ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ (1) الَّذِيْنَ هُمْ فِي صَلاَتِهِمْ خَاشِعُوْنَ (2) وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ (3) وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُوْنَ (4) وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ (5) إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ (7) وَالَّذِيْنَ هُمْ  ِلأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ (8) وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ (10) الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ  [المؤمنون/1-11]

"(1).  Sesungguhnya beruntunglah ORANG-ORANG YANG BERIMAN (2).  (YAITU) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (3).  Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (4).  Dan orang-orang yang menunaikan zakat (5).  Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (6).  Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa (7).  Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (8).  Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya (9).  Dan orang-orang yang menjaga shalatnya (10).  Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (11).  (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (QS. al-Mukminun: 1-11)

Hikmah singkat hari ini, perhatikanlah beberapa sifat mukmin sejati tersebut. Apa yang sudah ada dalam diri maka jagalah, apa yang belum ada maka raihlah. Sekali lagi, sifat yang sudah ada pada diri kita maka hendaknya kita menjaganya. Sedangkan yang belum ada maka hendaknya kita berusaha untuk mengerjakannya. Sekali lagi, hendaknya berusaha untuk mengerjakannya. Bila semua itu terpenuhi maka ayat ke-11 (surga Firdaus) adalah balasan baginya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seputar surga Firdaus:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوْهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ، فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ.

Sesungguhnya di surga ada seratus tingkat yang Allah telah sediakan bagi para mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkat tersebut sebagaimana jarak antara langit dan bumi. Oleh karena itu apabila kalian memohon kepada Allah maka mohonlah surga Firdaus, sebab ia surga yang paling utama dan paling tinggi, di atasnya ada ‘Arsy Allah ar-Rahman, dari Firdaus itulah mengalir sungai-sungai di surga. (HR. al-Bukhari)

Semoga kita semua diberikan kemudahan oleh Allah ta’ala untuk menyempurnakannya. Aamiin.

 

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 12/05/1436 H]

DI ANTARA KISAH ORANG DAHULU

DI ANTARA KISAH ORANG DAHULU

 

Di antara cara jitu dalam menuntut ilmu sekaligus trik manjur untuk membunuh rasa jemu adalah dengan membaca kisah nyata atau cerita para pendahulu. Darinya kita dapat mengambil banyak pelajaran. Kita dapat mencontoh sifat baik yang disampaikan atau menjauhi sifat buruk yang disuguhkan. Oleh karenanya, berikut kami bawakan beberapa kisah yang semoga sarat faedah. Selamat menyimak.

★ Mana yang lebih Menakjubkan?!

Di antaranya adalah kisah beberapa penduduk kota Baghdad dengan Muhammad bin Abdul Wahid al-Bawardi Abu ‘Amr az-Zahid (wafat 345 H). Ia terkenal dengan kekuatan hafalan yang luar biasa. Apabila ditanya tentang sesuatu maka dia menjawabnya (dengan jawaban dusta), dan bila ditanya lagi dengan pertanyaan yang sama tahun depan ia bisa menjawab dengan jawaban yang sama seperti jawaban sebelumnya.

Ada sebuah riwayat, disebutkan bahwa sekelompok penduduk Baghdad melewati sebuah jembatan, lalu mereka mengingat kedustaan yang biasa dilakukan Abu ‘Amr. Seorang dari mereka berkata: “Aku akan balik kalimat قنطرة (qontoroh/jembatan) menjadi هرطنق, lalu aku akan tanyakan artinya kepada dia.”

Ketika mereka menemui Abu ‘Amr, orang itu bertanya: “Syaikh apa arti kata هرطنق dalam bahasa Arab? Lalu ia menjawabnya dengan panjang lebar. Orang-orang tertawa mendengarnya lalu mereka izin pergi.

Setelah berlalu satu bulan, mereka mengirim utusan untuk menanyakan kata yang sama kepada Abu ‘Amr, ia pun menjawab: “Bukankah aku pernah ditanya seputar masalah ini dahulu, bla bla bla?!” tapi kemudian dia menjawab dengan jawaban persis seperti jawaban yang sebelumnya sebulan lalu. Mendengar hal itu orang-orang berkata: “Kami tidak tahu, mana yang lebih mengherankan dari dua perkara itu; apakah kekuatan hafalannya bila itu ilmu, atau dari dustanya bila ia berdusta?!

★ Sang Pengarang

Kisah selanjutnya masih dari Abu ‘Amr az-Zahid. Dihikayatkan bahwa Mu’izz ad-Daulah Ibnu Buwaih mengangkat seorang berkebangsaan Turki untuk menjadi kepala polisi di Baghdad, namanya خواجا (khowaajaa). Kabar tersebut sampai kepada Abu ‘Amr az-Zahid. Pada waktu itu ia sedang mendikte kitabnya al-Yawaaqiit dalam bidang bahasa. Lalu ia berkata kepada para jamaah di majelisnya: “Tulislah Yaaquutah khowaajan (ياقوتة خواجا), al-khowaaj asal bahasanya dari kata al-Juu’/lapar (الجوع). Kemudian dia mendiktekan akar kata tersebut. Ketika itu orang-orang sudah merasakan kalau ia telah berdusta.

★ Pertanyaan dan Jawaban sama-sama Dusta

Adalah Sha'id bin al-Hasan al-Baghdadi (wafat 417 H), sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir rahimahullah, meski ia fasih namun dituduh banyak berdusta. Maka itu orang-orang menolak kitabnya dalam bidang bahasa yang berjudul al-Fushuush, sehingga kitab tersebut tidak masyhur di tengah manusia.

Dia adalah orang yang lucu dan begitu cepat menjawab pertanyaan. Pernah suatu ketika di majelis ada laki-laki buta bertanya kepadanya tentang arti dari kata al-Haronqol (الحرنقل) yang sengaja ia buat asal-asalan. Lalu Sha'id sesaat menundukkan kepalanya, ia tahu bahwa lelaki buta itu mengarang-ngarang kalimat itu, kemudian ia mengangkat kepalanya dan menjawab: “Artinya adalah, laki-laki yang mendatangi seorang wanita yang suaminya buta.” Para hadirin pun tertawa mendengarnya, sedangkan lelaki buta itu malu sendiri. Inilah yang namanya balasan sesuai dengan perbuatan. Meski keduanya sama-sama tidak baik, yakni sama-sama mengarang, sama-sama dusta.

★ Anti Fanatik

Dahulu Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah membenci berdebat dengan ahlu bid’ah. Imam al-Ghazali rahimahullah menghikayatkan di dalam kitabnya al-Munqizh bahwa beliau mengingkari karya al-Harits al- Muhasibi rahimahullah yang membantah Muktazilah.

Al-Harits mengatakan: “Membantah bid’ah hukumnya wajib.”

Imam Ahmad menjawab: “Iya, benar. Namun engkau menyebutkan syubhat mereka baru kemudian membantahnya. Dikhawatirkan orang-orang hanya membaca syubhatnya saja dan tidak menoleh kepada jawabannya.”

Al-Ghazali berkomentar seraya menunjukkan sikapnya, “Apa yang disebutkan oleh Ahmad itu benar apabila syubhatnya belum menyebar dan masyhur di tengah manusia. Namun jika sudah menyebar, maka syubhat itu wajib dijawab. Tentu saja tidak mungkin bisa dijawab melainkan disebutkan syubhatnya terlebih dahulu.”

Semoga kita dimudahkan mengambil kebaikan dan membuang keburukan yang ada pada beberapa kisah di atas.

[al-Ta’aalum, Bakr bin Abdillah Abu Zayd]

✅ Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
===================
[10/05/1436 H ]

DI ANTARA PINTU KEBAIKAN

DI ANTARA PINTU KEBAIKAN

Pintu kebaikan di sekitar kita begitu banyak. Di antaranya  adalah amalan mulia yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kita pada riwayat berikut.

★ TEKS HADIS 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: (( السَّاعِيْ عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ )) وَأَحْسَبُهُ قَالَ: (( وَكَالْقَائِمِ الَّذِيْ لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ الَّذِيْ لاَ يُفْطِرُ )). متفق عليه

Dari Abu Hurairah rahidyallahu anhu, Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: “Orang yang membantu wanita janda dan orang miskin bagaikan seorang yang berjuang (mujahid) di jalan Allah.” Dan aku mengira beliau bersabda: “Dan seperti orang yang mengerjakan shalat malam yang tidak pernah lelah dan seperti orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (Muttafaq alaihi)

★ PETIKAN FAEDAH

◇ 1. Membantu janda, anak yatim dan orang miskin, memberikan nafkah kepada mereka dan mengurusi keperluan mereka merupakan jihad di jalan Allah.
◇ 2. Anjuran untuk menghilangkan kesulitan dari orang-orang lemah dan orang-orang yang membutuhkan serta menjaga kehormatan mereka.
◇ 3. Ibadah mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai Allah yang berupa amal saleh baik lahir maupun batin, termasuk membantu janda, anak yatim dan orang miskin.
◇ 4. Antusias Syariat Islam dalam membimbing para pemeluknya untuk saling tolong menolong, sehingga bangunan Islam akan kuat dan kokoh.
◇ 5. Jihad itu bermacam-macam, di antaranya berjihad dengan jiwa, dengan harta dan dengan kata-kata.
◇ 6. Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan hendaknya dengan mencari mereka, bukan menunggu mereka datang kepada kita, sehingga selain bersedekah kita juga menjaga kehormatan mereka agar tidak minta-minta.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita dimudahkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan yang ada di sekitar kita. Aamiin.

[Bahjah an-Nazhiriin, Abu Usama al-Hilali]

✅ Bagian Indonesia
�� ICC DAMMAM KSA
�� +966556288679
==================
�� [ 09/05/1436 H ]

AMPUNILAH AKU

AMPUNILAH AKU

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang segera bertaubat kepada Allah ta'ala. Abul ‘Atahiyah, seorang pujangga yang banyak menuangkan kata-kata mutiaranya dalam banyak bait syairnya pun pernah bersalah. Beliau menuangkan curhatnya kepada Allah ta'ala seraya memohon kepada-Nya ampunan. Bagaimana curhat beliau kepada Rabb-nya? semua itu bisa kita dapati dalam beberapa bait syairnya berikut ini. Selamat menyimak dan semoga bisa mengambil pelajaran darinya.

Abu al 'Atahiyah rahimahullah berkata:

إِلَـهِيْ لاَ تُعَـذِّبْنِـيْ  فَإِنِّــيْ  مُقِـرٌّ بِالَّـذِيْ قَدْ كَـانَ مِنِّـيْ
وَ مَا  لِيْ حِيْلَةٌ  إِلاَّ  رَجَـائِــيْ  وَعَفْوُكَ -إِنْ عَفَوْتَ- وَحُسْنُ ظَنِّيْ
وَكَمْ مِنْ زَلَّةٍ لِيْ فِي الخَـطَـايَـا  وَأَنْتَ عَلَـيَّ ذُوْ فَضْـلٍ وَمَــنِّ
إِذَا  فَكَّرْتُ فِي نَـدَمِيْ عَـلَيْـهَا  عَضَضْتُ أَنَـامِلِيْ وَ قَرَعْتُ سِنِّـيْ
يَظُنُّ النَّـاسُ  بِيْ خَيْـراً وَ إِنِّـيْ   لَشَرُّ النَّــاسِ إِنْ لَمْ تَعْفُ عَنِّـيْ
أُجَنُّ  بِزَهْـرَةِ الدُّنْيَـا جُـنُـوْناً  وَأَقْطَعُ طُـوْلَ عُمْـرِيْ  بِالتَّـمَنِّيْ
وَ  لَوْ أَنِّـيْ صَدَقْتُ الزُّهْدَ فِيْـهَا   قَلَبْتُ  ِلأَهْلِهَا ظَــهْـرَ المِجَـنِّ

~ Ya Ilahi, janganlah Engkau menyiksa diriku
~ Aku mengakui segala dosa yang diperbuat olehku
~ Tiada usaha selain harapanku, dan ampunan-Mu
~ jika Engkau mengampuniku, serta prasangka baikku
~ Betapa banyak ku perbuat kesalahan dan dosa-dosa
~ Namun Engkau Maha Pemilik keutamaan dan karunia
~ Bila ku tenggelam jauh memikirkan penyesalanku
~ Ku kan gigit jari dan dapat putus asa dari rahmat-Mu
~ Manusia mengira aku baik hati, namun sesungguhnya
~ aku manusia terburuk andaisaja Engkau tak memaafkannya
~ Aku bisa gila dengan indahnya dunia yang penuh perhiasan
~ Aku habiskan umur panjangku hanya dengan berangan-angan
~ Andai saja diriku ini benar-benar zuhud di dunia
~ Niscaya aku kan jauh berubah dari keadaan sebelumnya

[al-Adab al-'Arabi wa Tarikhuhu, Jami'atul Imam Muhammad bin Su'ud al-Islamiyyah, hal. 21]

✅ Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
===================
[ 08/05/1436 H ]

INDAHNYA PERSAUDARAAN

INDAHNYA PERSAUDARAAN

 

Persaudaraan merupakan perkara yang sangat diperhatikan di dalam Islam. Allah ta’ala telah menjelaskan bahwa persaudaraan merupakan kenikmatan dari-Nya. Firman-Nya:

وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا.

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (pada masa Jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah sebagai orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali Imran:103)

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ.

"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya." (Muttafaq ‘alaihi)

Beliau juga bersabda:

لَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا.

"Janganlah kalian saling membenci dan mendengki. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (Sahih riwayat al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad No. 315/408)

Maka itu, hendaklah kita senantiasa menjaga persaudaraan tersebut. Jangan sampai satu sama lain saling memercikkan api kebencian. Bila terjadi pertikaian dengan saudara sesama muslim, maka di antara sebabnya adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Beliau bersabda:

مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِيْ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرَّقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا. 

"Tidaklah ada dua orang yang saling mencintai karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam, kemudian dipisahkan di antara keduanya, melainkan karena dosa yang diperbuat oleh salah satu dari keduanya." (Hadis sahih riwayat Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad No 310/401)

Jika pertikaian terjadi, hendaklah satu sama lain saling introspeksi dan evaluasi diri, bisa jadi dia yang telah melakukan dosa, sehingga terjadilah permusuhan di antara mereka berdua. Hendaknya tidak saling menyalahkan atau menebar permusuhan, sebab semua itu adalah langkah-langkah setan yang dapat menjerumuskan diri ke dalam neraka.

Jika pertikaian itu terjadi, berusahalah engkau untuk mendatanginya sebelum ia yang mendatangi anda. Jadilah anda yang pertama kali mengucapkan salam, sebab dialah yang terbaik dari keduanya dan dialah yang lebih dekat dengan Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَحِلُّ لِأَحَدٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ؛ يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا وَيَصُدُّ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِيْ يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ.

"Tidak halal bagi seseorang untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam; keduanya saling bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu pun berpaling, dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." (Hadis sahih riwayat al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad No 308/399)

Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ بَدَأَ بِالسَّلاَمِ فَهُوَ أَوْلَى بِاللَّهِ وَرَسُوْلِهِ.

"Barang siapa yang memulai salam maka dialah yang lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya." (Hadis Sahih. Lihat: Shahih al-Jami’ ash-Shaghir No 6121)

Semoga Allah ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada-Nya, dan semoga Dia senantiasa melanggengkan persaudaraan dan persahabatan kita hingga sampai ke surga-Nya. Aamiin.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِيْنَ.

"Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. az-Zukhruf: 67)

 

✅ Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA

Senin, 02 Maret 2015

Doa Ketika Dirundung Duka

Doa Ketika Dirundung Duka

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Fatimah (puterinya), “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan” (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227).
Ada juga doa yang lafazhnya hampir mirip dengan lafazh di atas dari hadits Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Doa orang yang dirundung duka: Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta (artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau).” (HR. Abu Daud no. 5090, Ahmad 5: 42. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan karena mengingat adanya penguat).
Doa di atas adalah doa yang luar biasa yang di dalamnya berisi tahqiqul ‘ubudiyah yaitu perealisasian penghambaan pada Allah. Di dalamnya juga terdapat bentuk tawasul pada Allah lewat nama dan sifat-Nya.

Diawali Tawassul

Hamba sangat menggantungkan diri, berharap pertolongan selamanya pada Allah yang berdiri sendiri dan tidak bergantung pada makhluk-Nya. Dalam doa itu berisi permintaan tolong dari suatu musibah dengan tawassul pada sifat rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu. Yang diharap adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.

Diperbaiki Segala Urusan

Lalu setelah tawasul seperti itu, di dalamnya berisi permintaan untuk diperbaiki segala urusan. Segala urusan tersebut mencakup urusan di rumah, problema rumah tangga, urusan dengan tetangga dan sahabat, urudan dalam pekerjaan dan studi. Termasuk di dalamnya pula diperbaiki keadaan diri, diperbaiki hati dan kesehatan serta segala yang berkaitan dengan diri kita. Yang kita minta pada Allah adalah perbaikan dan keselamatan.

Kemudahan dari Allah

Semua kemudahan itu adalah karunia Allah, bukan usaha dan kerja keras hamba, bukan pula karena kedudukan hamba yang mulia. Karenanya di akhir do’a ditutup dengan bentuk pasrah dan butuh pada Allah yang sempurna dengan ucapan “wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin”, janganlah sandarkan urusan tersebut pada diriku walau sekejap mata. Maksudnya adalah janganlah urusan tersebut disandarkan pada diri yang lemah ini walau sekejap mata. Berilah terus keselamatan selamanya, begitu pula berilah pertolongan dengan kekuatan dari Allah. Karena siapa yang bertawakkal pada Allah, maka Dia akan memudahkan urusannya. Siapa yang meminta tolong pada Allah, Dia akan beri pertolongan. Setiap hamba pasti selalu butuh pada Allah, tidak bisa lepas dari-Nya walau sekejap mata.
Al Munawi berkata untuk penjelasan hadits doa ketika dirundung duka, “Siapa yang mentauhidkan Allah dan pasrah pada-Nya, maka ia akan dihilangkan berbagai kesulitan di dunia dan akan meraih rahmat serta akan ditinggikan derajat di akhirat.” (Faidul Qadir, 3: 526).
Ringkasnya, doa yang kami sebutkan dalam dua versi di atas adalah bagian dari dzikir pagi petang dan bisa mengangkat berbagai kesedihan dan kesulitan orang yang dirundung duka. Silakan diamalkan.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Referensi Utama:

Fatwa Al Islam Sual wa Jawab Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid: http://islamqa.info/ar/109609

Disusun saat Allah menurunkan karunia hujan di malam hari, 10 Jumadal Ula 1436 H di Darush Sholihin
Yang mencintaimu karena Allah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com/amalan/doa-ketika-dirundung-duka-10415